Siedoo.com - Muhammad Rasya Thalhah Nabil Lubis, atau yang akrab disapa Rasya, panen prestasi sepak bola sejak kecil. | Dok. Sekolah Cikal
Tokoh

Segudang Prestasi, Rasya Ingin Wujudkan Mimpi Internasional

Siedoo, Muhammad Rasya Thalhah Nabil Lubis atau yang akrab disapa Rasya (13), merupakan siswa kelas 1 SMP Sekolah Cikal Setu. Ia memiliki impian besar untuk menjadi pemain sepak bola internasional. Untuk meraih cita-citanya, Rasya terus berlatih dan berlatih, meski masih dalam suasana pandemi Covid-19.

Selain memiliki semangat yang tinggi, ia juga mendapatkan dukungan penuh dari lingkungan sekitarnya. Mulai dari dukungan keluarga dan sekolah yang diperoleh, ia semakin yakin dengan minatnya dan menyatakan memiliki impian menjadi pesepakbola internasional. Nantinya akan membanggakan dan mengharumkan nama keluarga, sekolah, dan tentunya Indonesia di masa depan.

“Aku memiliki impian menjadi pesepakbola Indonesia yang bermain di laga internasional saat usia 15-16 tahun. Untuk meraih impian itu tentunya harus terus berlatih, dan kerja keras raih mimpi,” kata dia.

Saat ini, ia masih duduk di SMP Sekolah Cikal Setu. Di momen pandemi ini, Rasya pun tetap berlatih dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sambil tetap belajar secara daring dengan pendampingan orang tuanya untuk mempersiapkan banyak peluang di depan.

“Walau kalah dan susah dalam prosesnya, tapi di sanalah aku bisa belajar. Dari sana, bisa terus berlatih sama-sama. Prinsipku, untuk meraih cita-cita harus hadapi susahnya dahulu baru mudahnya,” ungkap Rasya dengan penuh semangat.

Selama ini, Rasya telah sukses meraih puluhan prestasi dalam dan luar negeri yang diperolehnya di olahraga sepak bola sejak kecil. Dari Player Escort Inter Milan, hingga Kapten Tour De Spain Madrid .

Awal mula impian Rasya terus berkembang di dunia sepak bola, yakni saat Rasya terpilih menjadi salah satu Player Escort dalam laga persahabatan FC Internazionale Indonesia Tour tahun 2012 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Waktu itu ia menjadi Player Escort untuk FC Inter Milan.

Baca Juga :  Serat Tebu Bisa Gantikan Semen untuk Beton, Inovasi dari Mahasiswa ITS

“Itu jadi awal momen aku semakin suka dengan sepak bola. Aku jadi turut merasakan bagaimana serunya bermain bola, merasakan lingkungan menjadi pemain sepak bola, seperti bisa main di stadion besar, banyak yang menyaksikan. Dari sanalah, aku semakin ingin bermain bola,” tutur Rasya dengan antusias.

Menjadi seorang Player Escort ternyata tidak sembarangan, Rasya dalam hal ini terpilih dari akademi sepak bola yang ia ikuti. Setelah terinspirasi dari momen menjadi Player Escort FC Inter Milan, Rasya pun terus mengembangkan kompetensinya di bidang sepak bola hingga mewakili Indonesia pada kegiatan Liga Madrid, Tour The Spain 2019 dengan meraih juara 3 sebagai kapten Tim.

Berprestasi Saat Masih 13 Tahun

Seiring bergabung dalam akademi sepak bola, dan tetap bersekolah, Rasya terus mengukir prestasi sepak bola di berbagai kompetisi dalam dan luar negeri. Beberapa prestasi terbaiknya di antaranya adalah Splash youth soccer 2018, Tournament IJSL 2018, Junior Leagues Football, ACS, 4rd place, Tournament Sepakbola GMSV CUP IX, 3rd place, JSSL Singapore 2017, Java Soccer Academy, AIA scouting talent to Phuket Thailand 2019, dan capaian Liga madrid, Tropia Cup, 3rd place, Tour The Spain 2019 sebagai kapten tim, dan puluhan prestasi lainnya.

Ia merasa bahagia atas prestasi yang diperolehnya dari semangatnya untuk terus berlatih dan terus memberikan kebanggaan bagi keluarga, sekolah, dan negara. Ia juga bersyukur Sekolah Cikal memberikan peluang untuk tetap berlatih seraya bersekolah.

“Aku tergabung di dua sekolah, akademi sepak bola ASIOP dan juga Sekolah Cikal, latihanku 3 kali seminggu. Aku dapat banyak pengalaman,” tutur Rasya.

Sementara itu, di balik prestasi yang diraih ini ada peran keluarga. Sang Ayah, Muhammad Yusuf Sahriza Lubis mengungkapkan, sejak usia dini Rasya telah diperkenalkan olahraga sebagai gaya hidup yang menyenangkan. Olahraga pun diperkenalkan sebagai cara untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuan selain pendidikan di sekolah.

Baca Juga :  Pemeringkatan Sinta, Empat Dosen UAD Terpilih Sebagai Peneliti Terbaik Indonesia

“Sebagai keluarga, kami berprinsip bahwa proses pendidikan itu tidak hanya akademik. Selain itu kami yakini juga bahwa anak itu harus kuat jasmani dan rohani,” urainya.

Oleh karena itu, orang tua memperkenalkan Rasya dan kedua adiknya sejak usia dini pada olahraga sebagai gaya hidup yang menyenangkan tanpa pernah dipaksa.

“Mereka dapat mencoba beragam olahraga, menikmati yang dijalani, hingga akhirnya Rasya menemukan sepak bola sebagai bidang olahraga yang disukai,” tuturnya.

Adapun sang ibu, Rianty Novira Siregar atau yang disapa Ryrie menambahkan, dengan ketertarikan Rasya yang terus berkembang di sepak bola, sebagai orang tua ia bersyukur sekolah tidak sungkan memberikan dukungan penuh pada Rasya mengembangkan potensi dan karakternya. Komunikasi di sekolah itu berlangsung 3 arah, yakni anak, orang tua, dan sekolah.

“Kami bersyukur Alhamdulillah sekolah selalu mendukung dan memudahkan Rasya yang memang passion – nya di sepak bola untuk tetap berlatih. Semoga kami dan Cikal bisa menciptakan kerjasama yang baik untuk penuhi kebutuhan anak,” ungkapnya. (*)

Apa Tanggapan Anda ?