MALANG – Suharyanto, salah satu pemuda di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur berhasil membuka usaha konter servis handphone. Usaha itu dibuka setelah ia mengikuti pelatihan teknisi handphone yang diadakan oleh Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa memang terus berupaya memunculkan talenta – talenta warga desa untuk meningkatkan keterampilannya. Pada tahun ini, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Jawa Timur dan Pondok Pesantren Fathussalaam meluncurkan program ramadan bertajuk “Petisi Ramadan”.
Sebuah paduan antara program pelatihan dan juga pesantren, dengan tujuan agar penerima manfaat mendapatkan skill melalui training vokasi. Sekaligus pendidikan karakter dengan konsep pesantren kilat.
Petisi sendiri merupakan singkatan dari Pesantren Kilat dan Pendidikan Vokasi. Program ini diusung dengan tiga jurusan pelatihan keterampilan yakni otomotif sepeda motor, menjahit dan pangkas rambut.
Terdapat 30 peserta yang mengikuti pembukaan program ini. Semua tampak antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan. Salah satunya adalah Ikhya Ulumudin, pemuda asli Desa Tawangsari yang mengungkapkan rasa senang dan syukur dapat lolos menjadi peserta program.
“Saya sangat senang bisa mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan pangkas rambut, dan berharap setelah mengikuti pelatihan bisa membuka usaha pangkas rambut,” katanya.
Saat peresmian program dibuka langsung Kepala Desa Tawangsari Miftahul Anwar. Ia menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dan menyelenggarakan program ini.
Ia berpesan agar warga desa yang menjadi peserta bersungguh-sungguh dan dapat memetik ilmu yang bermanfaat. Serta memberikan kontribusi positif pada warga desa lainnya.
Program Petisi Ramadan ini akan diselenggarakan sampai dengan 7 Mei 2021 dan dilanjutkan kembali menjadi program tematik pasca libur hari Raya Idul Fitri 1442 hijriyah, dengan tema yang berbeda, yakni “Pesantren Petis”. Petis sendiri singkatan dari Pendidikan Praktis (Lifeskill Workshop) di Yayasan Bumi Maringi Peni Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Adapun pengasuh pondok pesantren Fathussalaam Ustad Ali Hamdan menyampaikan, pentingnya memiliki kemampuan “lifeskill” dan juga karakter santri. Itu sebagai modal untuk menjalani kehidupan yang sukses dan berharap semua peserta dapat memanfaatkan momentum kegiatan ini dengan baik.
Melalui program ini, diharapkan masyarakat sekitar Bumi Maringi Peni (BMP) mendapat skill yang dapat membantu perekonomian mereka dan dapat memutus mata rantai kemiskinan. Sementara itu, untuk diketahui Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan kaum Dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welas asih) dan wirausaha sosial.
Selama 27 tahun lebih, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR. (Siedoo)