DI Indonesia, cita-cita menjadi guru belum menjadi pilihan favorit, masih kalah jauh dari dokter. Dugaan alasan yang paling kuat karena gaji seorang guru relatif sedikit. Berbeda dengan profesi dokter, khususnya dokter spesialis yang hanya melayani satu pasien. Gajinya bisa menyamai gaji guru satu bulan, kategori guru non PNS.
“Siapa yang mau jadi dokter? Maka banyak sekali yang angkat tangan. Sangat berbeda jika ditanyakan, siapa yang mau jadi guru? Maka yang angkat tangan sedikit sekali. Tidak sampai lima orang,” tulis Direktur Sekolah Islam Athirah Ir Syamril MM sebagaimana ditulis Tribun Timur.
Pertanyaan itu dilontarkan dirinya saat mengisi acara di berbagai SMA terkait pemilihan jurusan di jenjang perguruan tinggi.
Ditandaskan, berbeda dengan di luar negeri, misalnya di negera pendidikan maju seperti di Firlandia. Profesi guru menjadi terfavorit, sampai mengalahkan profesi dokter, meski gajinya lebih tinggi.
“Apakah karena penghasilan guru lebih tinggi dari dokter? Dokter tetap lebih tinggi penghasilannya,” katanya.
Dikatakan, ada beberapa alasan orang di Finlandia tetap ingin menjadi guru. Di mata siswa, guru adalah sosok yang sempurna. Siswa sangat mengidolakan gurunya karena setiap hari mereka mengamati sosok guru yang professional, berkarakter, sabar, penyayang, dan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang mereka hadapi.
“Guru sangat dirindukan di dalam kelas karena mampu menyajikan pembelajaran yang menyenangkan, memuaskan dan membekas,” ujarnya.
Guru, adalah pribadi yang ramah dan sangat jarang marah. Bahasanya halus, perangainya santun dan dapat menjadi sahabat yang baik bagi siswa. Guru adalah sosok yang penuh semangat dan antusias, percaya diri, disiplin dan dapat menjadi teladan (walk the talk).
“Saat gurunya menyuruh siswa untuk rajin belajar dan membaca maka tampak pada keseharian gurunya memang sangat cinta belajar dan membaca. Maka jadilah siswa juga rajin belajar dan membaca,” cetusnya.
Dituturkan, jika ingin menjadikan profesi guru sebagai profesi favorit, maka guru harus berusaha menjadikan dirinya sebagai sosok yang favorit dan idola di mata siswa. Favorit dan idola bukan karena penampilan yang mentereng dan wah seperti selebriti dan artis. Tapi karena kepribadian, karakter dan akhlak yang mulia.
“Dengan kemuliaan akhlaknya guru dapat menawan hati siswa sehingga cinta belajar menjadi manusia yang berkarakter. Apalagi jika gurunya juga sosok yang cerdas dan berwawasan luas maka siswa akan semakin terpesona,” terangnya.
Apakah sudah memiliki kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial sebagaimana tercantum dalam UU Guru dan Dosen?
“Mari bertekad terus memperbaiki diri menjadi guru sejati karena memiliki iman, ilmu dan amal yang mumpuni,” jelasnya.