Siedoo.com -
Daerah Kegiatan

ITS Bekali Pelaku UMKM Dalam Pengolahan Limbah

SURABAYA – Merujuk pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, langkah demi langkah terus diwujudkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya dalam mengabdikan diri kepada masyarakat. Seperti dilakukan oleh tim dosen Departemen Teknik Kimia ITS yang membekali pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengolah limbah air kelapa menjadi pupuk organik.

Tim terdiri atas Dr. Eng. R. Darmawan, S.T., M.T.; Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti M.Eng.; Ir. Nuniek Hendrianie, M.T.; Setiyo Gunawan, S.T., Ph.D, dan Hakun Wira A., S.T., M.M.T., Ph.D. Mereka meyakini bahwa ilmu bukanlah menara gading, sehingga tidak harus sulit untuk dirasakan oleh masyarakat melalui kegiatan transfer of knowledge. Atas dasar tersebut, terciptalah kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berlangsung sejak tahun 2017 tersebut.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Dr. Eng. R. Darmawan, S.T., M.T. mengatakan, pada tahun 2017 kegiatan Abmas ini dimulai dengan pelatihan khusus. Yaitu yang diadakan untuk pelaku usaha penghasil limbah air kelapa tua di Kabupaten Ponorogo.

“Selanjutnya, limbah air kelapa ini akan diolah menjadi pupuk organik yang berfungsi untuk memperbaiki lahan yang sudah terdegradasi unsur hara tanah,” paparnya, Jumat (30/7/2020).

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kuantitas produksi kelapa di Kabupaten Ponorogo sebesar 6.170,09 ton. Sebagai sentra industri UMKM yang utamanya menggunakan kelapa sebagai bahan dasar produksi, limbah air kelapa tua mudah ditemukan di daerah tersebut.

“Limbah air kelapa tua tersebut tidak dimanfaatkan dengan optimal, padahal masih mengandung cukup nutrisi yang bermanfaat,” ujarnya.

Pada tahun 2018, kegiatan yang bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Ponorogo ini memberikan kesempatan bagi pelaku usaha. Yaitu untuk berkunjung ke Departemen Teknik Kimia ITS, guna mengetahui cara kerja alat pengolahan limbah di laboratorium penelitian.

Baca Juga :  ITS Expo 2019, Meraih Sukses dengan Memanfaatkan Teknologi

“Tahun selanjutnya, peserta diperluas ke penyuluh pertanian se-Kabupaten Ponorogo,” tambah dosen pengampu Laboratorium Pengolahan Industri ITS ini.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, pelatihan komunal yang menjadi agenda tahunan tidak bisa dilaksanakan. Akan tetapi, Darmawan dan tim berupaya untuk tetap menjalankan kegiatan ini dengan menggandeng langsung pelaku usaha.

“Tahun ini dilaksanakan dengan cara pendampingan serta pemberian starter dan bioreaktor untuk melanjutkan eksperimen di rumah,” jelas alumnus Kumamoto University Jepang ini.

Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan bahwa starter yang dimaksud adalah komunitas mikroba yang diekstrak dari lumpur lapindo dengan tambahan beberapa kali perlakuan sebagai suplemen komposisi bahan.

“Dalam studi kami pada tahun 2018 lalu, terbukti bahwa campuran antara molasses limbah air kelapa dan komunitas mikroba tersebut dapat menjadi kombinasi yang baik dalam pemupukan tanaman,” urainya.

Tak berhenti sampai pupuk organik cair tersebut diproduksi, Darmawan dan tim selalu melakukan eksperimen dari tahun ke tahun. Dilakukan untuk memperbaiki kandungan Natrium, Phospat, dan Kalium (NPK) yang ada dalam pupuk.

“Uji coba kami lakukan dengan memvariasikan jenis tanaman uji dan metodenya di salah satu pondok pesantren di Jombang,” ungkap lelaki asal Kertosari, Kabupaten Ponorogo ini.

Oleh karena itu, tim Abmas ITS ini juga telah membantu piramida hidroponik dan keberlangsungan green house di pondok pesantren tersebut. Darmawan mengabarkan bahwa saat ini sedang dilakukan rekrutmen terbuka mahasiswa ITS yang ingin melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan topik terkait.

“Mereka akan diajak untuk mengaplikasikan pupuk organik cair ini secara hidroponik di pondok pesantren tersebut,” terangnya.

Pengujian pupuk organik cair di Pondok Pesantren Al-Ahsan, Jombang. (foto: Humas ITS)

Kegiatan pengabdian masyarakat ini menuai respon positif dari peserta pelatihan. Salah satunya adalah Ery Wibowo, pelaku usaha industri jenang yang turut gembira dengan adanya kegiatan ini.

Baca Juga :  Upaya ITS Bebaskan Warga dari Buang Air Besar Sembarangan

“Kami berharap selanjutnya masyarakat Ponorogo bisa berdaya saing tinggi dengan terus berkarya memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki,” ucap Darmawan.

Atas kerjasama yang telah terjalin sejak 2017 tersebut, dosen bergelar Groundwater Environmental Leader (GeIK) ini memberikan apresiasinya pada Bappedalitbang Kabupaten Ponorogo.

“Semoga ke depannya pihak Bappedalitbang maupun pemerintah daerah Kabupaten Ponorogo dapat meneruskan kompetensi ini lebih luas lagi,” pungkasnya penuh harap. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?