JAKARTA – Dalam memberikan tugas untuk siswa selama belajar di rumah, sebaiknya guru tidak terfokus pada mata pelajaran akademik. Namun perlu juga diajarkan tematik tentang Covid-19 yang saat ini melanda negeri ini. Hal itu dimaksudkan agar guru juga memberikan pendidikan yang bermakna bagi para siswa di rumah, termasuk memahami pandemik Covid-19 yang saat ini melanda dunia.
Selain itu siswa perlu juga diberi Pendidikan karakter atau keterampilan yang dapat dipraktikkan di rumah masing-masing. Apabila pembelajaran keterampilan tersebut membutuhkan alat dan bahan, usahakan yang umum tersedia di rumah, tidak perlu keluar rumah.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt Dirjen PAUD Dikdasmen), Harris Iskandar mengatakan, guru dan orang tua diharapkan dapat mewujudkan pendidikan yang bermakna di rumah, dan tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif. (kemdikbud.go.id, 24/3/2020)
Sesuai Moda Asesmen
Harris mengatakan konsep pembelajaran yang tidak hanya fokus pada akademik atau kognitif itu sesuai dengan moda asesmen yang akan menggantikan ujian nasional (UN), yaitu Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter. Harris menuturkan, Asesmen Kompetensi dan Survei Karakter lebih menitikberatkan pada penalaran dan bukan capaian pemahaman materi mata pelajaran.
Menurutnya, perlu ada penekanan kembali dari kepala dinas pendidikan agar kalau belajar di rumah jangan hanya akademik dan fokus pada kemampuan kognitif saja. Guru dan orang tua harus memberikan pendidikan yang bermakna, termasuk memahami pandemik Covid-19.
“Harus disampaikan ke anak sehingga dia paham, jangan hanya tugas akademik melulu. Berikan pendidikan yang bermakna,” ujar Harris.
Perlu Detail Pembelajaran Daring
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Praptono mengatakan, sebaiknya dinas pendidikan dapat membuat surat edaran yang lebih detail mengenai pembelajaran daring di rumah.
“Jangan terlalu berfokus pada aspek akademik, tapi ada penekanan pada life skill, karakter, dan sebagainya. Ini output yang baik untuk kita bicarakan ke depannya,” tutur Praptono.
Menurut Praptono, kurangnya persiapan guru dalam menghadapi sistem pembelajaran daring (online) menjadi salah satu faktor hambatan dalam pembelajaran di rumah. Namun, ia mengakui hal ini bisa menjadi peluang bagi guru untuk mengembangkan diri. Dikatakan Praptono, ini suatu hal yang mendadak di mana guru dipaksa melakukan pembelajaran online yang sebelumnya tidak pernah dipersiapkan oleh guru.
“Ini menjadi peluang bahwa masa pandemik Covid-19 menjadi momen bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang selama ini diharapkan,” tukas Praptono. (Siedoo)