Siedoo, Banyak pihak yang keliru mengartikan kebijakan belajar di rumah itu seperti liburan sekolah. Sehingga masih banyak ditemui anak bermain atau ikut orang tua melakukan kegiatan keluar rumah. Seperti ke pasar, mall, atau ke tempat-tempat keramaian lainnya, selama masa belajar di rumah saat ini.
Kebijakan pemerintah dalam mencegah penularan virus Korona (Covid-19), para siswa diminta belajar di rumah. Di mana untuk siswa tetap belajar dan mengerjakan tugas dari gurunya di rumah. Sehingga mereka tetap belajar, meski tidak secara klasikal dan tatap muka dengan gurunya.
Banyak guru yang memberikan tugas lewat android seperti smartphone dengan memanfaatkan media sosial, seperti whatsapp (WA) sebagai sarana pemberian tugas. Tak jarang guru membuat grup WA dengan orang tua terkait pemberian tugas. Hal itu dinilai lebih efektif sebagai sarana komunikasi guru, siswa, dan orang tua dalam memantau anak belajar di rumah.
Tingkatkan Kesadaran
Selesai mengerjakan tugas, usahakan anak disibukkan dengan belajar hal lain dan bermain di dalam rumah. Orang tua harus pandai mencari cara agar anak, terutama pelajar SD, tidak merasa jenuh di rumah. Tentu demi keamanan dan kesehatan anak itu sendiri.
Kesadaran orang tua harus ditingkatkan, bahwa tugas-tugas yang diberikan guru bukan bermaksud membuat anak stres. Namun agar anak tetap belajar sesuai materi yang ditetapkan dalam kurikulum. Hanya saja tidak belajar secara tatap muka dengan guru di kelas, cukup di dalam rumah masing-masing.
Lakukan Tindakan Bijak
Orang tua bisa saja melakukan beberapa tindakan bijak di rumah bersama anak. Tindakan berupa kegiatan ringan dan variatif. Seperti mengajari anak membersihkan rumah, membaca berita tentang virus Korona di koran atau majalah, bermain halma, ular tangga, monopoli, atau congklak.
Bisa juga berolahraga ringan menirukan tutorial senam di youtube, meminta anak membantu memasak di dapur dan sebagainya. Namun semua dilakukan ketika tugas belajar di rumah telah selesai dikerjakan.
Bila semua kegiatan di rumah tersebut dilakukan secara bervariasi, niscaya anak akan menjalani masa belajar di rumah dengan senang, tidak jenuh dan bertambah wawasannya, serta semakin terampil membantu orang tua di rumah.
Perlu dipahami juga, bahwa anak senang menonton youtube atau bermain game, namun perhatikan waktu dan durasinya. Jangan asal anak diam dan senang kemudian orang tua melakukan pembiaran kepada anaknya berlama-lama menatap layar smartphone. Karena hal itu justru bisa berakibat buruk bagi kesehatan anak terutama saraf matanya. (*)
Narwan, S.Pd
Guru di Kabupaten Magelang
Provinsi Jawa Tengah