Siedoo.com -
Opini

Alasan Kuat Anak Tidak Pegang Gawai

DI zaman now, penggunaan teknologi informasi (TI) sangatlah dahsyat. Di sekeliling kita, sering kali dijumpai dari kalangan tua, muda hingga anak-anak tak lepas dari penggunaan tersebut.

Anak-anak kecil pun terkadang oleh orang tuanya diberikan sebagai sarana bermain. Misalnya gatget atau gawai, android, smartphone. Alasannya sederhana, agar si buat hati tidak rewel, tetap tenang, tidak kesana kemari, tidak mengganggu kesibukan orang tua.

Tetapi apakah penggunaan gadget bagi mereka tepat?

Menurut anggota DPR RI Rachel Mariam, penggunaan gatget pada balita malah akan menjerumuskannya. Sebab, di teknologi itu, bila sudah terhubung dengan akses internet, anak akan leluasa berselancar di dunia maya. Misalnya saja nonton film.

“Orang tua kadang tahunya cuma anak menonton film kartun, padahal banyak kartun yang tak mendidik dengan mengajarkan kekerasan,” ujarnya sebagaimana ditulis Pikiran Rakyat.

Ditaambahkan, ketika anak usia SD maupun SMP jangan memiliki media sosial (medsos) atau sosmed sendiri, seperti facebook, instagram. Termasuk juga, jangan menggunakan atau diberi gadget maupun android.

“Kalau pun anak-anak akan mengerjakan tugas dari internet, maka bisa dari laptop. Tentunya dengan bimbingan dan pengawasan orangtuanya,” katanya.

Menurutnya, anak bila ingin memiliki medsos sendiri bila sudah masuk sekolah menengah atas (SMA).

“Seharusnya anak memiliki sosial media sendiri saat masuk SMA seiring dia menerima gawai,” terangnya.

Dengan hal itu, maka semua pihak harus menyadari internet memiliki kekuatan dahsyat yang bisa memajukan umat manusia maupun menghancurkannya.

“Banyak manfaat positif dari kehadiran internet, namun kekuatan dahsyat internet juga bisa berdampak dalam menghancurkan bangsa,” kata Direktur Utama Balai Penyedia, Pengelola dan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Anang Latif.

Karenanya, orang tua dan guru wajib mengenalkan internet dari sisi positifnya dan menekan pengaruh negatif internet

Baca Juga :  Pendidikan Puasa dan Dampaknya ke Kesehatan

Dari hasil penelitian Kemenkoinfo, katanya, rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan internet melalui komputer selama 8 jam sehari. Dedangkan internet melalui gawai 4 jam/hari.

Sementara rata-rata menonton televisi malah kalah jauh dari menggunakan internet yakni hanya 2,5 jam/hari.

“Ini berarti internet sudah menggusur televisi,” ujarnya.

Ia mengingatkan masyarakat agar mewaspadai maraknya konten internet berupa kabar bohong (hoax) dan pornografi. Pemerintah sudah memblokir 700.000 situs pornografi, namun masih banyak konten porngrafi yang terus bermunculan.

“Dua hal itu yang mendominasi sisi negatif dari internet,” tandasnya.

Apa Tanggapan Anda ?