Siedoo.com - Guru adalah motor Gerakan Litersai Sekolah (GLS). I foto: poskotanews.com
Opini

Aktivitas Literasi Guru Berpengaruh terhadap Gairah Siswa Berliterasi

Siedoo, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) digalakkan dalam mendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN). Sehingga, para guru dituntut mendukung terwujudnya aktivitas literasi di tempat dia mengajar.

Sudah barang tentu gerakan ini menyangkut seluruh komponen sekolah, tidak hanya guru, namun juga para siswa dan tenaga pendidikan di sekolah. Semua saling mendukung dan berkaitan. Namun dalam hal ini, peran guru lebih dominan.

Dipercaya dan Dicontoh

Guru dalam bahasa Jawa memiliki akronim digugu lan ditiru, artinya dipercaya dan diteladani. Sehingga aktivitas guru pun akan dicontoh oleh para siswanya. Karena guru merupakan pendidik sekaligus pengajar. Para siswa tidak hanya meniru bagaimana menyelesaikan soal-soal akademis, namun akan meniru pula bagaimana sikap guru dalam hal yang mendukung pendidikan.

Seorang guru yang aktif berlitersasi tentu akan ditiru oleh sebagian kecil atau sebagian besar siswanya. Misalnya guru aktif menulis karya sastra, menulis artikel, dan literasi yang lain akan diikuti jejaknya oleh para siswa.

Sebaliknya guru yang hanya memberi pelajaran menulis namun guru tersebut belum pernah menulis atau menghasilkan karya literasi, tentu hanya sebatas pelajaran di kelas. Padahal kegiatan literasi tidak sekedar teori namun lebih pada karya nyata, sehingga literasi dikatakan lebih membumi.

Berpengaruh

Kemampuan menulis guru sangat berpengaruh terhadap gairah siswa dalam berliterasi. Sehingga secara logika, guru menjadi motor penggerak berjalannya literasi di sekolah. Guru harus mampu membuat karya literasi. Entah apa yang menjadi fokusnya, yang terpenting mampu menggiring siswa bergairah dalam berliterasi.

Paling tidak guru memberi contoh menghidupkan perpustakaan dengan sering membaca dan meminjam buku perpustakaan. Siswa akan lebih senang menerima hal baru yang disampaikan guru dari hasil membaca. Dengan kebiasaan itu, guru akan terlihat ‘up to date’ di mata siswanya.

Baca Juga :  SKTM dan Pendidikan Karakter Keluarga

Literasi Bukan hanya Menulis

Berliterasi tidak hanya kegiatan membaca dan menulis saja. Namun berliterasi merupakan aktivitas mengembangkan kegiatan bernalar. Seperti membentuk Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), kelompok sastra, Baca Tulis Alquran, kaligrafi, teater, dan sebagainya.

Guru harus memiliki keterampilan di salah satu bidang literasi. Bisa juga dengan berkolaborasi dengan guru dari sekolah lain, tidak masalah. Yang penting bagaimana ide guru dalam bertindak sebagai motor Gerakan Literasi Sekolah.

Adanya program Sagusabu atau Satu Guru Satu Buku dapat memacu guru untuk menulis. Sehingga ke depan dapat berkembang menjadi Samusabu atau Satu Murid Satu Buku. Itu harapannya.

Namun paling tidak dengan keaktivan guru dalam berliterasi akan memotivasi siswa dalam berliterasi pula. Sehingga tercapainya Gerakan Literasi Nasional dapat dimulai dari literasi guru dan sekolah. Salam literasi! (*)

Narwan Siedoo

Apa Tanggapan Anda ?