MUNGKID – Bupati Magelang Zaenal Arifin berkomitmen untuk tetap melestarikan seni dan budaya asli Magelang di tengah arus globalisasi. Ia berharap, melalui pentas Soreng di Istana Negara Jakarta bisa lebih memotivasi kepada generasi muda di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah untuk lebih mencintai budayanya.
“Bisa kita lihat sendiri, dari 200 peserta Soreng, yang terdiri dari 190 penari, tidak semuanya orang dewasa. Ada yang SD, SMP, SMA, dan umum. Saya harap, ini bisa menjadi motivasi tersendiri bagi anak-anak untuk bisa melestarikan seni dan budayanya,” kata dia, berkaitan dengan tim kesenian tari Soreng Magelang yang sukses pentas di Istana Negara pada Sabtu (17/8/2019), untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-74.
Setelah berlatih kurang lebih selama tiga minggu secara intensif, akhirnya tim soreng Magelang pun tampil memukau di hadapan 11.000 tamu undangan dengan gagah berani. Para siswa tampil sebelum detik-detik proklamasi berkumandang dan mendapatkan applause dari tamu undangan yang hadir.
“Luar biasa, tentunya kami atas nama Pemerintah Kabupaten Magelang sangat mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas penampilan yang spektakuler dari tim Soreng Magelang,” ungkap Zaenal.
Diketahui, tari Soreng Magelang sendiri memiliki makna kesenian rakyat yang menggambarkan seorang prajurit yang tegas, gagah berani, dan enerjik, seperti tokoh Haryo Penangsang.
Selain Soreng Magelang, HUT RI ke-74 ini juga dimeriahkan oleh beberapa penampilan dari daerah lainnya. Antara lain, tari Mataya Swarnadwipa (Sumatera), tari umbul-umbul sriwijaya, dan tari selampit delapan muaro (Jambi).
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang Ahmad Husein menjelaskan bahwa, berdasarkan undang-undang Kebudayaan, saat Kongres Kebudayaan tahun 2018 yang lalu, Bupati Magelang telah menyerahkan pokok-pokok pikiran dan kebijakan kebudayaan daerah.
Di dalamnya menjelaskan bahwa Kabupaten Magelang memiliki potensi budaya, dimana semua itu sudah didaftarkan oleh Bupati Magelang. Salah satunya adalah seni budaya tradisional tari Soreng tersebut.
“Melalui inilah kita terdeteksi memiliki satu dari sekian banyak kesenian, yang akhirnya diberi kesempatan untuk bisa tampil di Istana Negara,” jelas Husein.
Terdapat 200 personel yang pentas di Istana Negara. Tim soreng Kabupaten Magelang sebelumnya sudah melakukan persiapan dan proses latihan intensif yang ditangani oleh pelatih dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
“Jumlah personel kita ada 200 orang yang terdiri dari siswa SD, SMP, dan masyarakat dari Kecamatan Grabag, Pakis, dan Ngablak, belum ditambah tim official. Pentas soreng secara kolosal ini ditangani langsung oleh pelatih dari ISI Surakarta,” terangnya. (Siedoo)