MAGELANG – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Magelang, Jawa Tengah melaksanakan tugas meningkatkan kualitas dan kuantitas perangkat pertandingan. Penataran Pelatih dan Wasit Juri IPSI Cabang Kota Magelang berlangsung dua hari di GOR Samapta.
“Ini program IPSI 2019 yang kedua, sebelumnya sudah terlaksana pada 2014. Rencana kedepan setiap tahun sekali kita mengadakan,” kata Ketua IPSI Kota Magelang, Harjanta, M.Pd.
Secara peraturan, peserta yang dilibatkan sebagai perangkat pertandingan, baik wasit dan juri berusia minimal 20 tahun. Bagi perempuan, dibatasi tinggi badan minimal 160 cm, sedangkan untuk tinggi badan laki-laki minimal 165 cm.
“Tapi untuk pembibitan atau di Kota Magelang, kami menurunkan usia minimal sudah mempunyai KTP (Kartu Tanda Penduduk), jadi ada yang 17 tahun,” kata Sekretaris IPSI Kota Magelang, Ikhsanudian Bagas Satria.
Total peserta sebanyak 65 orang yang berasal dari dua belas padepokan/perguruan silat dan tergabung dalam satu bendera IPSI Kota Magelang. Terbagi jumlah 35 untuk penataran wasit dan penataran pelatih berjumlah 30.
“Kalau kita sudah bicara tentang IPSI itu kan yang namanya teknik pertandingan sama. Tapi untuk yang berbeda di setiap padepokan itu kan jurus, perguruan A dengan B itu berbeda. Dalam penggunaan jurus dalam pertandingan itu hampir tidak ada,” jelasnya.
Menurutnya, semuanya menggunakan teknik, adapun jurus yang digunakan di pertandingan itu jurus resmi IPSI. Jadi, semua perguruan itu sama.
“Wiraloka (Tunggal, Ganda dan Regu) yang merupakan jurus dari IPSI, jadi sudah standar IPSI dari Indonesia sampai ke manca negara yang lain pun sama,” ungkapnya.
Penataran dilakukan sesuai dengan pedoman. Awalnya diberikan secara teori dulu sebelum praktek.
“Menjadi wasit sebenarnya tidak sulit, yang penting menguasasi materi. Wasit dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan gerak cepat. Jadi dalam waktu 3 detik harus bisa memutuskan itu pelanggaran atau tidak. Intinya wasit itu keterampilan, kalau sering latihan otomatis refleknya jalan,”jelas Pemateri Wasit dari Lembaga Wasit IPSI Provinsi Jawa Tengah, Kadarisman, M.Pd.
Latihan untuk pemula atau baru, harus sering disampaikan tentang penguasaan materi dan jam terbang. Usia juga dibatasi minimal 25 tahun untuk tingkatan Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota minimal 20 tahun, sedangkan tingkatan Nasional minimal 35 tahun.
“Jadi wasit itu telinga harus kebal, ada omongan dari luar tidak usah diurusi. Ususnya juga harus dowo (panjang) yang artinya sabar dan hatinya juga harus luas mudah memaafkan. Pelatih dan penonton ngomong apapun harus memaafkan. Wasit kalau tidak punya itu berat, mesti emosi, ” tandasnya.
Selain itu, penataran bagi pelatih pada kegiatan tersebut lebih ditekankan pada pembuatan program latihan untuk kebugaran fisik. Latihan yang terprogram dan terukur akan jelas sasarannya, sehingga tingkat pencapaian prestasinya lebih maksimal.
“Pencak silat itu budaya kita, jadi harus kita lestarikan dengan generasi yang masih muda. Perkembangan pencak silat di Jawa Tengah cukup bagus,” ujar Pemateri Pelatih dari Ipsi Provinsi Jateng, Lutfan Budi Santosa, M.Pd. (Siedoo)