Siedoo.com -
Opini

Dalam Keseharian Penggunaan Kata Baku Sering Diabaikan

Siedoo, Kata baku adalah kata yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan atau standar, sebagaimana tercantum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jadi maksudnya, Kata Baku adalah kata yang benar dari segi penulisan maupun dari segi ejaan.

Perlu diketahui, baku artinya pokok, utama, tolok ukur, atau standar. Dengan demikian, Kata Baku artinya kata pokok, utama, atau standar. Penggunaan kata baku harus diketahui utamanya oleh mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan atau terkait dengan hal-hal resmi.

Penggunaan Kata Baku sejauh ini baru berlaku di dunia akademis atau penulisan karya ilmiah. Seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan penulisan buku. Sementara di media massa, apalagi dalam praktik penulisan sehari-hari, masih banyak orang yang menulis Kata Tidak Baku.

Bahasa jurnalistik juga harus menaati kaidah bahasa, artinya menggunakan Kata Baku dalam penulisan berita atau informasi. Karena jurnalistik termasuk juga memberi ‘pendidikan’ kepada masyarakat luas.

Selama ini, dalam keseharian Kata Baku biasanya digunakan dalam:

  • Tulisan karya ilmiah.
  • Surat lamaran kerja.
  • Surat dinas, surat edaran, dan surat resmi lainnya.
  • Pidato resmi atau acara formal (kedinasan, kenegaraan).
  • Surat-menyurat resmi lembaga (instansi).

Sering Salah Tulis dan Diabaikan

Saat ini masih sering dijumpai penggunaan kata yang tidak baku, bahkan salah, misalnya penggunaan kata rubah (merubah). Padahal yang baku atau yang benar adalah ubah (mengubah).

Rubah adalah binatang sejenis anjing, bermoncong panjang, pemakan daging, ikan, dan sebagainya. Sementara, ubah artinya tukar atau ganti (mengubah = menukar, mengganti).

Contoh lain, adalah penulisan kata imbau (mengimbau) menjadi himbau (menghimbau), padahal kata baku-nya adalah imbau.

Berikut beberapa Kata Baku yang sering salah tulis atau salah eja dan sering diabaikan. Antara lain: analisis, Anda, andal, apotek, asas, hafal, imbau, nasihat, objek, paham, pikir, praktik, rezeki, risiko, sekadar, silakan, dan sontek.

Banyak yang menulis kata-kata tersebut dengan bentuk Kata Tidak Baku. Seperti menulis: analisa, anda, apotik, azas, contek, faham, fikir, handal, hapal, himbau, nasehat, obyek, praktek, resiko, rijki, sekedar, dan silahkan.

Sekelumit tentang Kata Baku ini semoga menambah pemahaman kita dalam melestarikan Bahasa Indonesia. Yaitu melalui pemggunaan Kata Baku yang penulisannya masih sering tertukar dengan Kata Tidak Baku. (Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ejaan Bahasa Indonesia, Yus Badudu, 1989). (*)

Baca Juga :  Hari Pendidikan, Kurikulum Ki Hadjar Dewantara Paling Cocok Diterapkan di Indonesia

 

 

*Yayan Rusyanto

Pemerhati pendidikan, tinggal di Cilacap, Jawa Tengah

Apa Tanggapan Anda ?