Siedoo.com -
Nasional

Alasan Kemendikbud Masukkan Kota Magelang ke Buku Sejarah

MAGELANG – Wilayah Kota Magelang, Jawa Tengah merupakan bagian dari sejarah perkembangan Indonesia. Usia Kota Magelang sudah lebih dari 11 abad atau tepatnya 1.112 tahun. Selama ini berjalan, Kota Magelang telah mengalami banyak perubahan dari berbagai sisi.

Dengan alasan itu, maka Kota Magelang akan menjadi bagian penyusunan buku sejarah toponim daerah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan tahun ini merencanakan bahwa, Kota Magelang terpilih menjadi salah satu kota yang akan ditulis.

“Kota Magelang termasuk daerah bersejarah. Bangunan serta situs cagar budaya yang ada merupakan bukti akan sejarah di Kota Magelang,” kata Wakil Walikota Magelang Windarti Agustina.

Ia menyampaikan itu saat Kemendikbud menggelar diskusi kelompok terpumpun buku sejarah toponim di salah satu hotel di Kota Magelang. Dia juga menyambut baik pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok terpumpun dalam rangka penyusunan buku sejarah toponim Kota Magelang.

“Buku ini nantinya akan menjadi bantuan bagi generasi muda untuk mengetahui cikal bakal masyarakat serta peristiwa masa lalu yang terjadi di Kota Magelang,” jelasnya.

Program dari Kemendikbud tentang penulisan buku sejarah toponim ini sebenarnya pernah berjalan. Namun demikian, sempat berhenti dan saat ini diwacanakan akan hidup kembali.

“Daerah yang sudah pernah ditulis sejarah toponim diantaranya Bandung, Jakarta, Solo, Palu,” jelas Direktur Sejarah Direktorat Kebudayaan Kemendikbud Triana Wulandari, saat pembukaan diskusi.

Triana mengatakan, penyusunan buku sejarah toponim Kota Magelang dilatarbelakangi keprihatinan pemerintah akan kondisi generasi muda saat ini. Ia menilai saat ini, banyak anak di kota sendiri yang tidak tahu sejarah kotanya.

Selain itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) juga pernah menginstruksikan kepada guru-guru sejarah untuk mengenalkan kepada anak didik tentang sejarah kota sendiri.

Baca Juga :  DPR Pertanyakan Keputusan Dicabutnya Pramuka sebagai Ekstrakurikuler Wajib

“Jadi, Mendikbud menginstruksikan guru sejarah, sebelum anak-anak belajar sejarah nasional, mbok kenali dulu sejarah daerah sendiri,” katanya.

Saat ini, Kemendikbud memiliki program workshop guru-guru sejarah dan telah berjalan selama 7 tahun di 34 provinsi di Indonesia. Dalam workshop tersebut, Kemendikbud mengundang pakar-pakar sejarah untuk memberikan pengetahuan kepada para guru.

“Sehingga, guru-guru sejarah bisa menulis sejarah sekaligus menggali bersama muridnya,” ungkap Triyana.

Kemendikbud menilai, Kota Magelang sebagai kota yang bersejarah, sehingga layak untuk digali asal usul daerahnya. Khususnya nama-nama daerah di Kota Magelang.

“Jadi dalam buku ini kita menggali asal usul nama daerah dari sisi sejarah. Penyebaran buku ini secara e-book,” tandasnya.

Apa Tanggapan Anda ?