Siedoo, Setiap anak memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Dalam memperoleh layanan pendidikan pun mereka harus memperolehnya secara maksimal, termasuk anak-anak yang tunagrahita.
Dalam melayani pendidikan anak-anak ini juga membutuhkan metode dan media pembelajaran khusus yang memudahkan mereka menerima pelajaran. Tenaga pengajar harus mampu berinovasi terus menerus agar lebih baik dan tidak monoton.
Pembelajaran yang diterapkan di sekolah ini masih konvensional sehingga menyebabkan anak-anak tunagrahita menjadi sulit dan lambat dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Untuk mengajar anak-anak tunagrahita diperlukan media-media pembelajaran yang nyata, gambar-gambar, bentuk sesuai dengan asli.
Harus dipahami, tunagrahita merupakaan sebuah kondisi keterbelakangan mental. Anak-anak tunagrahita mengalami keterlambatan dalam perkembangan kecerdasan yang ditandai dengan rendahnya tingkat IQ (Intelligence Quotient).
Tingkatan tunagrahita terbagi dalam beberapa level mulai dari yang paling bawah yakni, tunagrahita ringan, sedang, dan berat. Tingkat IQ yang rendah menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual terganggu yang menyebabkan munculnya banyak permasalahan pada masa perkembangannya.
Berlandaskan masalah tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED) dengan memanfaatkan kemajuan teknologi membuat suatu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mahasiswa UNIMED tersebut tergabung di dalam Tim PKM-M Universitas Negeri Medan.
Mereka adalah Kiki Santoso (Fisika 2015), Muhammad Syafrullah (T.Elektro 2017), Raisa Nabila (Biologi 2016 ), Khuzaimah ( PGSD 2016) dan Lisa Amalia (Biologi 2018) sebagai ketua kelompok. Kelompok ini dibimbing oleh Dr. Rita Juliani, M.Si (Dosen Jurusan Fisika Unimed).
Para mahasiswa UNIMED ini menghadirkan Program SIGAP E4 (Strategi Pembelajaran Tunagrahita di Era 4.0). Yaitu rangkaian Strategi pembelajaran dengan menggunakan berbagai media pembelajaran berbasis teknologi digital dalam berbagai bidang.
Media pembelajaran SIGAP E4 dalam bidang bidang Sains yang dibuat yaitu Media Tubuh-Ku, Media Lidah-Ku, Media Kerangka Tubuh-Ku, serta Media Makanan-Ku. Media Sains ini membantu anak tungrahita mengenal bagian-bagian tubuhnya dan memilih makanan yang baik dan sehat.
“Dalam bidang sosial ada Kartu-Ku. Juga media pembelajaran lain untuk mengenalkan dan mempermudah anak tunagrahita dalam belajar membaca, menulis dan mengagaji seperti seperti Ku Hitung, Ku Baca dan Ku Ngaji,” jelas Lisa Amalia dikutip unimed.ac.id.
Menurut Lisa, media ini telah diterapkan di UPT SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Penerapan di tempat tersebut telah memberikan kontribusi besar sehingga mampu mempermudah guru dalam menyampaikan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
“Serta memberikan kontribusi besar dalam kehidupan anak tungrahita baik secara individu maupun dalam kelompok sosial dan lingkungan. Agar lebih mandiri dan berkontribusi besar bagi masyarakat,” ujar Lisa Amalia selaku ketua tim.
Dr. Rita Juliani, M.Si menyatakan bahwa hal terpenting dari yang dilakukan adalah ikhlas dalam membantu. Baik membantu para siswa tunagrahita maupun para pengajarnya.
“Harapannya media pembelajaran yang kita berikan dapat termanfaatkan dan berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan di UPT SLB-E Negeri Pembina Tingkat Provinsi Sumatera Utara,” kata Dr. Rita Juliani. (*)