Siedoo, Menurut hasil riset yang dilakukan APJII, 49% pengguna internet di Indonesia pernah menjadi sasaran bullying di media sosial. Atau lebih tepanya pernah menjadi korban dari keganasan cyberbullying.
Tim PKM-PHP Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai Nadya Yaniar Nafis melakukan penelitian motif-motif cyberbullying pada remaja Malang Raya. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan meningkatnya kasus cyberbullying di Indonesia.
Tim ini juga beranggotakan Devi Eriska Sari dan Nur Mega Aris. Ketiga mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Malang tersebut melakukan penelitian dibimbing langsung oleh Dr. Muslihati, S.Ag,. M.Pd. Ide penelitian ini muncul dari meningkatnya kasus tentang cyberbullying pada remaja saat ini.
Pada tahun 2018 proposal penelitian mereka yang berjudul “Motif-Motif Cyberbullying Remaja (Mixed Study Tentang Pola Komunikasi Sosial Media Remaja Malang Raya)” lolos didanai Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang penelitian.
Penelitian tersebut dilakukan dengan pengambilan sampel dari tiga SMA di Malang Raya yaitu SMAN 8 Malang mewakili area Kota Malang, SMA Negeri 1 Batu mewakili area Kota Batu, dan SMA Negeri 1 Kepanjen mewakili Kabupaten Malang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan teknik instrumen kuesioner atau angket dan data kualitatif dengan teknik instrument berupa Diskusi Kelompok Terarah.
Penelitian ini menghasilkan buku tentang Motif-motif Cyberbullying yang dapat dijadikan pustaka untuk pembaca. Selain itu juga menghasilkan model intervensi prevensi dan kurasi cyberbullying berupa RPLBK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal).
RPLBK tersebut diserahkan kepada konselor sekolah sebagai pedoman untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipresentasikan pada ajang seminar nasional, internasional serta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS 32) yang akan dilaksanakan di Bali pada akhir Agustus 2019. Sehingga dapat menjadi referensi dan ajang bertukar pemikiran diantara peneliti lainnya. (*)