MAGELANG – Program Pengenalan Kampus dan Masa Ta’aruf (PPK Masta) Tahun 2017 dilaksanakan Universitas Muhammadiyah Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan PPK Masta diadakan dalam dua tahap, yakni tahap 1 mulai Senin hingga Rabu (25-27/9/2017) dengan diikuti 942 mahasiswa baru. Kegiatan ini dilangsungkan sebelum memulai perkuliahan.
PPK Masta diadakan bukan sebagai ajang pelemahan mental mahasiswa dengan membawa atribut yang tidak relevan. Tapi, sebagai wadah untuk mengenalkan maba dengan lingkungan kampus beserta norma-norma yang berlaku. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran maba akan tanggung jawab akademik sesuai dengan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).
Hal yang tak kalah penting lainnya, adalah untuk memberikan pemahaman tentang wacana kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu materi yang diberikan kepada para maba selama tiga hari adalah tentang Dinamika PTM yang Unggul dan Islami, Proxy War, Wawasan Kebangsaan dan Radikalisme, serta Organisasi Kemahasiswaan.
Acara tersebut diadakan di dua tempat yakni di Kampus 1 dan Kampus 2 mulai Senin – Rabu (25 -27/9/2017). Selain itu juga ada materi fakultair yang diadakan satu hari di masing-masing fakultas.
“Tahap 2 akan diadakan 1 Oktober dengan peserta lebih dari 300 maba yang mendaftar setelah pelaksanaan technical meeting tahap satu,” ujar Ketua panitia PPK Masta 2017 Drs. Kanthi Pamungkas Sari, M.Pd, dalam laporannya.
Dalam PPK Masta 2017 bertema Wujudkan Generasi Bangsa yang Unggul dan Islami Berlandaskan Semangat Bela Negara dan Ukhuwah Islamiyah. Rektor UM Magelang Ir. Eko Muh Widodo MT mengatakan, kuliah di UM Magelang merupakan pilihan yang tepat karena berkualitas dimana UM Magelang mendapatkan peringkat 100 dari lebih dari 4.000 PT di Indonesia.
Selain itu, rektor juga menyampaikan bahwa maba UM Magelang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya puluhan maba yang berasal dari Aceh hingga Papua yang hadir dalam acara PPK Masta tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa UM Magelang yang berada di kota kecil telah meng-Indonesia,” ujar rektor.
Pemateri lain berasal dari Akademi Militer (Akmil) Magelang yang memberikan materi tentang wawasan kebangsaan dan proxy war. Ini menjadi bekal maba sebagai generasi muda untuk pijakan berbangsa dan bernegara serta menanamkan rasa cinta tanah air.