Siedoo.com -
Daerah

Mahasiswa Proyeksikan 2 Tahun, Manggis Langsung Berbuah

MAGELANG – Mahasiswa di Magelang menemukan inovasi di bidang pertanian dengan menggandakan kaki bibit manggis. Bibit manggis kaki ganda, dibuat menggunakan cara sambung pucuk dengan menggabungkan dua batang bibit manggis. Hal itu untuk menunjang serapan nutrisi dua kali lebih banyak dan pertumbuhannya cepat.

Penggabungan bibit manggis yang digunakan adalah bibit manggis unggul dalam berbuah, dengan bibit manggis yang baik dalam beradaptasi dengan tanah dan tahan terhadap penyakit akar. Bibit manggis unggul yang menghasilkan buah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas menjadi batang atas. Selain itu, juga bibit manggis yang mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan penyakit akar menjadi batang bawah.

“Batang tanaman manggis yang cenderung berbentuk pipih saat disambung antara batang atas dan batang bawah, harus sebidang. Karenanya dibutuhkan keterampilan,” kata Ardika Ageng Samudra, mahasiswa Universitas Tidar Magelang, Jawa Tengah.

Inovasi ini dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul Untung Ganda, dengan Bibit Manggis Kaki Ganda. Ide ini muncul dengan latar belakang adanya pencarian bibit manggis yang meningkat. Ardika dan timnya memiliki tujuan untuk mendukung hal itu, dengan pembuatan bibit manggis yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan bibit manggis biasa.

PKM ini beranggotakan tiga orang, Ardika Ageng Samudra sebagai ketua dan dua anggota lainnya, Fisiela Fikta Arunia dan Sri Windiyani. Saat ini bibit sudah dipasarkan di daerah Sumberan, Salaman, Kabupaten Magelang. Menumbuhkan bibit manggis dari biji, umumnya membutuhkan waktu paling tidak 5 hingga 10 tahun baru menghasilkan buah.

“Sedangkan bibit hasil sambung pucuk dengan batang bawah berumur 2 tahun tahun, sudah bisa berbuah satu tahun sejak disambung,” kata Ardika.

Mereka memilih bibit manggis sebagai media sambung pucuk dikarenakan tingkat kesulitannya tinggi, dibandingkan tanaman lainnya. Sebelumnya Ardika dan kawan-kawan sudah mencoba pada tanaman durian, kelengkeng, duku maupun sawo. Dari hasil perhitungan, keuntungan yang didapat mencapai 50% dari harga jualnya.

Baca Juga :  Tiga Mahasiswi UNY Ciptakan Batu Bata Tahan Gempa dari Limbah Ampas Tebu

“Bibit biasa itu seharga Rp 5.000 saja, dan sekarang kami buat agar nilai jual bertambah. Dengan sambung pucuk bibit manggis sebagai daya tarik tersendiri,” jelasnya.

PKM ini termasuk dari 12 PKM yang berangkat dalam monev eksternal di Unnes Semarang bulan lalu. Dalam kesempatan presentasi, PKM ini menarik perhatian kedua pemonev. Hingga akhirnya 3 bibit yang dibawa sebagai wujud produk, dibeli dua bibit oleh pemonev.

Apa Tanggapan Anda ?