Siedoo.com -
Inovasi

Serap Ilmu dan Menyatu dengan Alam

MAGELANG – Konsep atau cara mengajar siswa merupakan hal yang penting untuk memudahkan siswa dalam menyerap pengetahuan. Masing-masing sekolah punya caranya sendiri untuk hal itu, bertujuan memaksimalkan hasil yang terbaik bagi siswa asuhnya.

Berlokasi di Dusun Jono Desa Maduretno Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, SD IT Alam Zaid Bin Tsabit II mempunyai cara lain yaitu dengan perpaduan sekolah reguler dan sekolah alam. Cara tersebut dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai bahan dan media belajar siswa.

“Kondisi lingkungan sekolah kami berada dekat dengan lahan pertanian, pasar, umkm atau home industry kuliner. Jadi kami mempunyai gagasan untuk memanfaatkan kondisi tersebut untuk proses belajar mengajar,” kata Kepala SD IT Alam Zaid Bin Stabit II, Chayat Machrus, S.Sos.

Kegiatan menggabungkan 2 elemen sekolah reguler dengan alam sudah berjalan sejak 2008/2009 hingga sekarang. Sehingga, terbentuklah berbagai kurikulum yang mengaitkan langsung dengan alam atau lingkungan sekitar. Alasannya dibuat sekolah alam karena melihat kondisi lingkungan sekitar dan tantangan ke depan untuk mencetak siswa yang punya skill yang beda diantara yang lain.

“Sekolah kami dekat dengan area pertanian maka, kami mengadakan kurikulum berkebun, dengan mengenal dekat dengan alam tentunya mempermudah kami dalam menerangkan ilmu pengetahuan,” jelasnya.

Ada outting, atau belajar diluar yang dilakukan setiap 1 semester 1 kali. “Kegiatan belajar di luar lainnya, kami ajak siswa untuk mengunjungi perkebunan teh Tambi untuk belajar pembibitan sampai pascaproduksi teh,” tambahnya.

Sebagai contoh kegiatan yang sudah berjalan, siswa diajak untuk mengunjungi tempat produksi kerajinan di Borobudur dan Secang, pertanian hidroponik di Temanggung dan produksi susu di Temanggung. Hal ini bertujuan agar siswa belajar langsung dari sumbernya.

Baca Juga :  Dr. Mardiyati dari ITB, Olah Tutup Botol Jadi Bahan Printing 3D
Para siswa SD IT Alam Zaid Bin Stabit II Kaliangkrik saat belajar di obyek wisata Ketep Pass. (foto: ist)

Selain itu ada juga kurikulum market day. Setiap Sabtu para siswa berjualan di area sekolah, barang yang dijual cenderung kuliner, ada juga kerajinan tangan, dan ada yang menjual ikan hias.

Tidak sedikit pihak luar atau orang tua yang menitipkan barang dagangannya ke siswa. Sehingga terjadilah jual beli antar siswa di area sekolah dengan harapan memunculkan jiwa wirausaha siswa.

“Senin sampai Jumat para siswa tidak boleh membawa uang saku, karena pihak sekolah sudah menyediakan konsumsi. Namun ketika Sabtu, siswa boleh membawa uang saku maksimal Rp  5 ribu untuk jajan saat market day,” tegasnya.

SD IT Alam Zaid Bin Tsabit II berdiri dalam naungan Yayasan Pendidikan Al-Quran Sirojuddin Ikhsan. Aturan yang berlaku di sekolah dengan basis islami dengan tujuan siswa memiliki kepribadian matang dan berakhlaq mulia. Terdapat juga aturan jika ketika ada siswa yang bercanda atau tidak serius saat sholat berjamaah, maka siswa tersebut akan ditegur dan disuruh mengulang sholatnya kembali. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?