Siedoo.com -
Inovasi Tokoh

Pulang dari Paris, Guru Ini Siap Tularkan Pembelajaran Berbasis IT

Siedoo, Sebagai guru SD pelosok dan mendapat kesempatan ke luar negeri, merupakan hal yang sangat menyenangkan. Seperti dirasakan oleh Solehuddin Al Ayyubi (36) guru SDN Banyuwangi 1, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Ayyub, sapaan akrabnya, mewakili Indonesia ke kancah dunia bertajuk Education Exchange (E2) di Paris, Prancis 2-4 April 2019 lalu. Acara internasional itu diikuti oleh 300 peserta dari 100 negara di dunia. Indonesia mengirim 3 pengajar termasuk Ayyub.

Sesampainya di Paris, Ayyub berkenalan dengan pengajar dari berbagai negara. Dalam acara itu, Ayyub tergabung dalam kelompok dengan peserta 6 negara lain. Yaitu dari Belanda, Amerika Serikat, Austria, Rusia, dan Costa Rika.

Ajang edukasi IT

Menurut Ayyub, masalah komunikasi tidak begitu kesulitan karena ternyata sama-sama penguasaan Bahasa Inggris mereka setara, belum begitu lancar. Sehingga, mereka kadang memakai Microsoft Translator untuk komunikasi dengan kata-kata yang sulit.

Pada kegiatan E2 tersebut, para peserta mengenalkan negara masing-masing lewat marketplace yang dibuat. Peserta juga diuji untuk mendapatkan sertifikat edukasi.

“Mereka juga unjuk kebolehan di bidang pembelajaran menggunakan information technology (IT). Mulai membuat games edukasi, edukasi rekayasa bangunan, juga kemahiran memanfaatkan teknologi digital,” ungkap Ayyub kepada Siedoo.com.

Di ajang E2 masing-masing peserta bisa belajar kepada peserta lain. Dari penyelenggara pun memberi tugas kelompok dan dipresentasikan di depan peserta lainnya. Pada kategori Inclusion, Tim 36 beranggotakan Indonesia, meraih runner up.

Dikembangkan bersama

Menurut Ayyub, pembelajaran dengan menggunakan kecanggihan IT sangat mungkin dikembangkan di mana saja, termasuk di Kabupaten Magelang. Sekaligus mengarahkan siswa ke hal positif tentang penggunaan internet dan telepon pintar untuk edukasi.

“Saya sebagai guru di Kabupaten Magelang sangat siap menularkan ilmu yang saya miliki. Tinggal bagaimana kemauan para stakeholder. Dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Bila difasilitasi Disdikbud saya siap,” tukas Ayyub.

Baca Juga :  Kreatif dan Inspiratif, Pelajar SMK Ini Ciptakan Rak Buku dari Ban Bekas

Pernyataan Ayyub sangat beralasan, mengingat pelatihan untuk guru dalam bentuk apa pun, saat ini ada keharusan diketahui Disdikbud.

“Karena bila ada pelatihan atau bimbingan teknis dan sejenisnya namun tanpa rekomendasi dari dinas, biasanya guru-guru malas mengikutinya,” jelas Ayyub.

Ayyub berharap, pengembangan diri bagi guru jangan dicegah dengan regulasi yang bertentangan dengan program nasional. Mengingat pemerintah meminta guru untuk menimba ilmu dan mengembangkan keprofesiannya. Termasuk lewat bimbingan teknis, pelatihan-pelatihan, workshop, atau seminar. (*)

Apa Tanggapan Anda ?