SURABAYA – Di era Revolusi Industri 4.0, pelayanan masyarakat perkotaan yang semula konvensional menjadi berbasis information technology (IT). Tetapi, pelayanan tersebut belum tersebar secara komprehensif dan berkesinambungan dalam masyarakat.
Atas hal itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Jawa Timur terketuk untuk ikut berkontribusi dengan meluncurkan buku berjudul Smart City: Konsep, Model, dan Teknologi, Senin (1/4/2019), di Gedung Student Advisory Center (SAC) ITS.
Buku smart city tersebut berisi 46 tulisan yang disusun oleh 81 peneliti dari 25 departemen di ITS sesuai bidang keahliannya masing-masing.
“Seluruh dosen dari semua jurusan terlibat, karena smart city ini menyangkut banyak aspek yang harus diperhatikan,” ujar Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MSc.
Menurut guru besar Teknik Lingkungan tersebut, buku ini merupakan salah satu kontribusi dari ITS sebagai perguruan tinggi berbasis sains dan teknologi dalam pengembangan smart city di Indonesia.
Buku yang berisi tentang konsep dan metodologi penerapan smart city ini disusun berdasarkan enam dimensi. Adapun enam dimensi tersebut ialah smart government dan smart branding masing-masing dengan lima tulisan, smart economy dengan empat tulisan, smart living dengan 11 tulisan, smart society dengan empat tulisan, dan smart environment dengan tujuh tulisan.
Tony D Susanto PhD selaku koordinator penulis dan editor buku menyatakan, buku tersebut merupakan buku pertama di Indonesia yang membahas enam dimensi tentang smart city tersebut secara terintegrasi.
“Implementasi keenam dimensi tersebut dapat berhasil bila didukung dengan smart people,” tutur dosen Sistem Informasi ITS ini.
Buku tersebut akan didedikasikan bagi daerah-daerah di Indonesia sebagai referensi untuk pengembangan kota berkonsep smart city ke depannya. Selain itu, ITS sendiri telah menjalin banyak kerja sama dengan berbagai daerah dalam pengembangan smart city tersebut.
“Cukup banyak daerah di luar maupun dalam pulau Jawa seperti Trenggalek, Madiun, Kediri, dan Blitar,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Banggai Laut Drs H Wenny Bukamo yang turut hadir menyatakan, penerapan smart city di daerahnya berkembang secara bertahap dikarenakan adanya kendala biaya dan sumber daya manusia. Daerah kepulauan yang terletak di Sulawesi Tengah ini telah menjalin kerjasama dengan ITS dalam penerapan smart city sejak dua tahun yang lalu.
“Saat ini kabupaten kami (Banggai Laut) telah menerapkan e-government, e-budgeting, serta e-planning yang telah terintegrasi,” jelasnya.
Selain itu, imbuhnya, terdapat program-program yang melibatkan ITS dalam pelaksanaannya seperti perencanaan kota, pengelolaan lingkungan, dan lain sebagainya.
Joni berharap, dengan terbitnya buku tersebut dapat menjadi pemicu bagi para peneliti di ITS untuk mengeluarkan ide-ide dan inovasi baru ke depannya.
“Sehingga penelitian di bidang sains dan teknologi bisa terasa manfaatnya bagi masyarakat banyak,” pungkasnya. (Siedoo)