Siedoo.com -
Internasional

Sejarah, Capaian Terbaik ITS di Ajang Kompetisi Mobil Hemat Energi Asia

Siedoo, Perjuangan tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. Di ajang kompetisi internasional, tim ITS mencatatkan sejarah baru. Ajang kompetisi mobil hemat energi Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2019 yang berlangsung di Sepang International Circuit, Selangor, Malaysia, tiga tim ITS sukses membawa pulang trofi juara.

Perolehan ketiga tim ITS tersebut merupakan capaian ITS yang terbaik dalam sejarah keikutsertaannya di SEM Asia selama ini. Selain hal itu juga, Tim Sapuangin juga mendapatkan predikat paddock (tempat parkir mobil balap atau untuk parkir mobil pembalap, red) terbersih pada perlombaan ini.

“Sungguh menjadi hal yang tak terduga dan membanggakan bagi kami ketika mendapatkan predikat tersebut (paddock terbaik, red),” kata Public Relations dari Tim Sapuangin, Rafidah Farah Dani.

Menuju World Class University dan sebagai kado Hari Pendidikan Nasional, Institut Teknologi Sepuluh Nopember kembali menorehkan prestasinya di kancah dunia. Mengikuti seluruh kelas pada kategori Urban Concept, ketiga tim ITS sukses mengangkat trofi pada masing-masing kelas tersebut.

Berlaga di kelas mobil yang menggunakan Internal Combustion Engine (ICE), Tim Sapuangin yang dipimpin oleh Moch. Hafis Habibi sukses menduduki mobil terhemat pertama dengan perolehan 395 kilometer per satu liter bensin pada puncak lomba, Rabu (1/5/2019) malam waktu setempat.

Untuk kelas Urban Concept bahan bakar gasoline ini, ketiga posisi teratas direbut oleh tim-tim dari Indonesia. Yakni di posisi kedua dan ketiga masing-masing berhasil ditempati oleh Tim Eco Garuda dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Tim Sadewa dari Universitas Indonesia (UI).

Rafidah, mahasiswi Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut menjelaskan, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi Tim ITS pada SEM Asia 2019 kali ini. Lintasan yang digunakan, merupakan sirkuit formula yang biasa digunakan untuk balapan motoGP dunia. Selain terdapat berbagai tikungan, sering juga terdapat lintasan yang menanjak.

Baca Juga :  Keren! Mahasiswa Asal Indonesia Juara 1 Pertandingan Nasional Gimnastik di Jerman

“Hal itu cukup membahayakan bagi kami (Tim ITS, red),” ungkap mahasiswi angkatan 2016 itu.

Sebab, ada juga mobil dari tim lain yang tiba-tiba berhenti ketika sedang melaju di lintasan yang menanjak tersebut.

“Namun syukurnya, seluruh tim dari ITS ini dapat menuntaskan perlombaannya dengan lancar,” jawab Rafidah.

Sementara itu, di kelas Urban Concept bahan bakar listrik dan bahan bakar hydrogen, Tim Nogogeni dan Tim Antasena sama-sama berhasil menduduki peringkat kedua. Tim Nogogeni yang diketuai oleh Ibad Maulana sukses meraih kehematan mobilnya dengan angka 169 kilometer per kilo watt hours (kWh).

Sedang mobil dari Tim Antasena yang dipimpin oleh Ghalib Abyan juga sukses mendapatkan kehematan sebesar 90 kilometer per meter kubik hidrogen. Posisi pertama dan ketiga kelas bahan bakar listrik tersebut masing-masing diduduki oleh Tim LH-ESTdari Lac Hong University, Vietnam dan Tim Bumi Siliwangi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Mobil Antasena saat beraksi di arena SEM Asia 2019. foto : Humas ITS 

Sedangkan posisi pertama dan ketiga di kelas bahan bakar hydrogen ditempati oleh Tim Nanyang E Drive dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura dan Tim UiTM Eco-Planet dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam, Malaysia.

Dari keberhasilannya masuk dalam tiga terbaik teratas tersebut, ketiga tim ITS berhak mengikuti kompetisi adu cepat pada ajang Drivers’ World Championship (DWC) Asia 2019 yang diselenggarakan di tempat yang sama. Kompetisi ini menyertakan semua pemenang tiga teratas dari semua kategori di SEM Asia untuk bertarung bersama di ajang tersebut.

Dari kompetisi DWC Asia ini, nantinya diambil tiga tim tercepat untuk mewakili Asia di ajang bertaraf dunia DWC Grand Final 2019 di London, Inggris. Namun, bila nantinya ada lebih dari satu tim yang berasal dari satu perguruan tinggi lolos di tiga besar, maka hanya akan diambil satu tim yang dinilai paling cepat.

Baca Juga :  Kelas Internasional ITS, Terbanyak dari Teknik Industri

Harapannya, terdapat tim ITS yang dapat mewakili untuk melaju sampai ke London nanti, jelas Rafidah yang juga bertindak sebagai koordinator publikasi untuk Tim Mobil Riset ITS tersebut. (*)

Apa Tanggapan Anda ?