JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bersama Rektor Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN) Murtir Jeddawi menyepakati kerja sama pengembangan perpustakaan dengan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando. Penandatangan kesepahaman tersebut dilakukan di Executive Lounge layanan Perpustakaan Nasional.
Nota kesepahaman meliputi pemanfaatan dan pengembangan sumber daya perpustakaan di lingkungan Kemendagri, pemanfaatan dan pengembangan sumber daya di kampus IPDN. Juga, pemanfaatan dan pengembangan sumber daya perpustakaan di daerah serta pertukaran data dan informasi kelembagaan perpustakaan di daerah.
Nota kesepahaman tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai arah program prioritas pembangunan nasional 2019-2024. Di saat yang hampir bersamaan, disaksikan Mendagri Tjahjo Kumolo, Kepala Perpusnas juga melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Rektor IPDN.
Kerja sama tersebut bertujuan untuk mensinergikan program dan kegiatan melalui pemanfaatan perpustakaan dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mendagri Tjahjo Kumolo bersama Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Sekretaris Jenderal Kemendagri Hadi Prabowo dengan Sekretaris Utama Perpusnas Sri Sumekar.
“PKS ini mengatur lebih spesifik poin-poin MOU antara Kemendagri dan Perpusnas terkait pemanfaatan dan pengembangan sumber daya perpustakaan di lingkungan Kemendagri, seperti pengembangan sumber daya perpustakaan dan kepustakawanan,” kata Muhammad Syarif Bando melansir dari tribunnews.com.
Selain itu, juga terkait pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang perpustakaan, pengembangan pangkalan katalog induk nasional (KIN) dan repository digital Indonesia One Search (IOS), Ipusnas dan eresources, penghimpunan karya cetak dan karya rekam (KCKR), serta perluasan jejaring perpustakaan lingkup nasional dan internasional.
Mengutip pernyataan Bung Karno, Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan setiap manusia harus punya impian maupun gagasan. Impian atau gagasan yang dimiliki berawal dari suatu konsep yang matang. Konsep yang matang diperoleh dari kemampuan pengetahuan dan sejarah.
“Indonesia adalah negara besar. Negara boleh maju dan besar tapi jangan sampai kehilangan jati diri. Nah, kerja sama ini diharapkan saling mendukung tugas dan funsgi masing-masing,” pesan Mendagri Tjahjo melansir dari perpusnas.go.id.
Tjahjo Kumolo juga menyampaikan terima kasih kepada Perpusnas atas bantuan berupa 200 ribu buku elektronik (e-book), 50 ribu buku cetak kepada Kemendagri dan IPDN serta bantuan komputer untuk pelayanan perpustakaan digital.
“Bantuan tersebut diharapkan dapat mendukung salah satu tugas prioritas utama kebijakan nasional tahun 2019, yakni pembangunan sumber daya manusia yang salah satunya melalui budaya literasi dimana perpustakaan sebagai sarananya,” imbuh Tjahjo.
Sekedar informasi, bahwa saat ini hanya ada sekitar 43 juta warga Indonesia yang bersekolah, dan sisanya kurang lebih 200 juta penduduk berada di luar bangku sekolah tetapi tidak gemar membaca.
Di sisi lain, Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Negara menyelenggarakan Bimbingan Teknis Penegakkan Disiplin Pegawai di lingkungan Perpusnas. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hal ini agar menjadi pedoman bagi pejabat dan pegawai negeri sipil yang berkepentingan.
Peserta yang hadir meliputi seluruh Pimpinan Tinggi Utama, Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama hinga Pengawas belakangan ini. Adapun pengertian disiplin pegawai negeri sipil adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Syarif menyatakan pentingnya mengimplementasikan dan mengawal tegaknya disiplin aparatur sipil negara di lingkungan Perpusnas. Menurutnya setiap pegawai harus bekerja keras agar dapat menghasilkan kinerja nyata dalam memenuhi tugas dan fungsi institusi Perpustakaan Nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Fungsi aparatur sipil negara ada tiga yang pertama sebagai penyelenggara kebijakan publik, yang kedua sebagai pelayan publik, dan yang ketiga sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” tutur Syarif. Kepala Perpusnas menegaskan dalam menegakkan disiplin, setiap aparatur sipil negara harus berkomitmen dan berkonsentrasi penuh pada tugas pokok sebagai pelayan publik.
Dicontohkan, perusahaan-perusahaan besar dunia seperti Apple, Amazone, Google, Berkshire Hathaway, Starbucks, Walt Disney dan lainnya bisa membangun disiplin pegawai dengan kesadaran dari dalam karena ingin menunjukkan prestasi perusahaan untuk menjadi besar.
“Anda tahu Amazone awalnya hanyalah berawal seperti Bukalapak yang kemudian sukses dan mendunia, dimana kunci suksesnya adalah membangun suatu komitmen untuk disiplin,” jelas Syarif. (Siedoo)