Siedoo.com -
Nasional

Isu Pendidikan Belum Jadi Perhatian Politikus

JAKARTA – Meskipun pendidikan merupakan sebuah kepentingan yang dibutuhkan anak-anak, namun belum menjadi perhatian politikus. Pendidikan dirasa masih terpinggirkan pada saat berbicara politik.

“Karena anak-anak itu bukan pemilih. Padahal bicara pendidikan adalah kepentingan anak-anak,” ujar Inisiator Semua Murid Semua Guru Najelaa Shihab di Kolega Coworking Space Tebet, Jakarta Selatan.

Najelaa mengatakan, isu pendidikan menjadi tidak diperhatikan karena memiliki hasil jangka panjang. Sedangkan menurutnya, banyak politikus yang hanya ingin mencari hasil untuk kepentingan pribadi.

“Kalau kita bicara perubahan pendidikan, memang (hasilnya) butuh 30 tahun hingga 50 tahun, jadi betul-betul ini investasi jangka panjang. Tapi kalau buat politisi yang memikirkan untuk jangka pendek atau diri sendiri, buat apa investasi di sini?” ujar Najelaa.

Menurut Najelaa, yang membutuhkan terkait bidang pendidikan puluhan juta anak. Namun perbaikan pendidikan saat ini berjalan lambat. Sehingga perlu perhatian banyak pihak, termasuk para politisi.

“Memang sudah ada perbaikan, tapi perbaikannya pelan sekali. Sementara yang membutuhkan ada puluhan juta anak yang harus memenuhi keterbutuhan sesegera mungkin,” jelasnya, dilansir dari detik.com

Dijelaskan Najelaa, berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) 2017/2018 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) angka putus sekolah pada jenjang SMK terhitung besar. Yaitu sejumlah 73.000 siswa, dan pada tahun ajaran yang sama sebanyak 187.828 orang di Indonesia putus sekolah.

“Angka putus sekolah di jenjang SMK terhitung masih terbesar dengan penurunan yang tidak berarti. Faktor Ekonomi adalah alasan utama siswa putus atau tidak bersekolah,” tuturnya.

Namun, Najelaa mengatakan salah satu alasan putus sekolah ini tidak hanya faktor ekonomi. Ada juga faktor kondisi anak yang disabilitas. Sehingga kenyataannya, ekonomi bukan satu-satunya alasan anak tidak bersekolah.

Baca Juga :  Mahasiswa Penerima KIP Kuliah jangan sampai Terpapar Radikalisme

“Salah satu alasan terbesar anak Indonesia tidak bersekolah adalah kondisi anak disabilitas. 2,45% dari penduduk Indonesia, yaitu sebanyak 6.008.661 orang adalah penyandang disabilitas. Angka ini adalah jumlah seluruh penyandang disabilitas (anak-anak dan dewasa),” jelasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?