MAGELANG – Seribu orang terdiri dari siswa, siswi, guru, karyawan dan komite SMA Negeri 4 Kota Magelang. Jawa Tengah serentak menulis 1.000 puisi, Jumat (14/12/2018). Beragam tema ditulis oleh mereka, dari cinta, alam, sedih, senang, dan lainnya.
Kegiatan yang digelar di halaman sekolah itu dikemas dalam Festival Literasi 2018. Setiap peserta dibebaskan menulis puisi dengan tulisan tangan di atas kertas.
Kepala SMAN 4 Kota Magelang, Sri Sugiyarningsih, menjelaskan festival ini bertujuan untuk mengembangkan minat literasi atau menulis bagi siswa, guru, dan civitas akademika sekolahnya.
“Kegiatan ini baru pertama ini kami adakan. Dasarnya, untuk membiasakan diri menulis. Kemudian tercetus cipta 1.000 puisi untuk mengisi festival ke-3 ini,” jelas Sri, disela-sela acara.
Menurutnya, setiap manusia itu penulis dan seniman. Seniman bukan hanya orang yang bisa menabuh gamelan atau bernyanyi saja, tapi juga menulis puisi. Terbukti, tidak sampai satu jam peserta berhasil menyelesaikan puisi mereka.
Rencana kedepan puisi-puisi ini akan dibukukan dengan tetap mempertahankan keaslian tulisan tangan penulis.
“Saya sangat mengapresiasi peserta yang antusias menulis puisi. Padahal, banyak dari mereka yang sehari-harinya susah menulis puisi, tapi di momen ini mereka bisa,” katanya.
Sri melanjutkan, puisi adalah salah satu karya sastra yang lebih sederhana dibanding cerita pendek (cerpen), novelet, novel, atau naskah drama. Isi puisi tidak lepas dari pengalaman manusia itu sendiri.
Selain cipta 1.000 puisi, pada festival literasi 2018 ini juga dihelat festival senam poco-poco masal sebagai upaya menggiatkan olahraga sekaligus hiburan. Lalu bazar literasi dan krenova (kreasi dan inovasi).
“Bazar ini untuk melatih siswa berwirausaha, terutama kuliner yang dijual untuk umum. Selain pintar literasi, anak-anak juga mampu menjadi wirausahawan/wati,” tandasnya. (Siedoo)