MAGELANG – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terus mengajak berbagai elemen masyarakat terlibat aktif dalam pengawasan Pemilihan Umum. Termasuk diantaranya mengajak kalangan pelajar yang masuk dalam Praja Muda Karana (Pramuka). Bawaslu Kabupaten Magelang melaksanakan bimbingan teknis pengawasan partisipatif kepada masyarakat dan Pramuka di rumah makan Progosari, Srowol, Kecamatan Mungkid, Sabtu (6/10/2018).
Bimbingan teknis ini, untuk menciptakan Pemilu yang damai, bermartabat, dan berintegritas. Dalam kegiatan tersebut, selain anggota Pramuka, ada juga BEM, santri, karang taruna, serta organisasi lainnya yang dilibatkan dalam memainkan wayang serangga, yang dipimpin dalang lokal ternama dari Kabupaten Magelang, Sih Agung.
Selain itu, mereka juga diajak melakukan kegiatan flash mop, dengan membawa kertas berwarna merah dan putih, di jembatan gantung Srowol, serta kertas putih bertuliskan ‘AWAS’ sebagai komitmen bersama untuk menjadi pengawas partisipatif pada Pemilu 2019.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari deklarasi pemilu damai yang telah dilaksanakan beberapa waktu yang lalu,” kata Kordiv Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kabupaten Magelang Sumarni Aini Chabibah.
Menurut Aini, kegiatan ini juga merupakan upaya untuk merekrut agen-agen pengawas pemilu damai, salah satunya seperti gerakan Pramuka. Karena dalam gerakan Pramuka ini juga diajarkan mengenai cinta tanah air.
“Mereka juga belum terkontaminasi, karena besok merupakan kesempatan pertama bagi mereka untuk memilih, sebagai pemilih pemula,” jelas Aini.
Bawaslu juga telah mendelegasikan, utamanya bagi yang sudah berumur 17 tahun atau yang sudah memiliki hak pilih pada saat 17 April 2019 nanti. Beberapa materi yang disampaikan saat itu antara lain, terkait pengenalan kelembagaan, pengenalan gerakan partisipatif, dan teknis melaporkan pada saat melihat terjadinya pelanggaran pada tahapan pemilu.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang Habib Shaleh menjelaskan bahwa, Bawaslu Kabupaten Magelang memang sengaja melibatkan organisasi Pramuka dalam pengawasan partisipatif. Hal ini dikarenakan, Bawaslu menganggap salah satu lembaga atau institusi yang berperan sangat besar pada bidang pendidikan, salah satunya adalah Pramuka.
“Terkadang orang-orang sering lupa, bahwa Pramuka adalah suatu gerakan yang sangat positif dalam mendidik generasi muda. Dan kami dari Bawaslu Kabupaten Magelang sendiri menginginkan gerakan Pramuka itu tetap aktif,” kata Habib.
Mantan wartawan ini juga mengatakan bahwa, dalam filosofi Bawaslu, hak pilih atau kedaulatan rakyat itu ada di tangan rakyat. Maka dari itu, pihaknya pun berharap melalui gerakan Pramuka ini yang sudah tercerdaskan dan sudah difasilitasi serta memiliki hak pilih, juga memiliki kemampuan untuk melakukan pengawasan pemilu.
Perlu diketahui bahwa pada Pemilu 2019 besok akan diikuti 16 partai politik. Sedangkan jumlah caleg yang ada di tingkat Kabupaten sebanyak 465, kemudian caleg di tingkat DPR RI ada 107, dan yang di DPD ada 32. Sedangkan di tingkat provinsi ada 97, ditambah dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden.
“Jadi jumlah tersebut memang sangat banyak. Kalau Pemilu ini dilakukan secara serentak, bisa dibayangkan maka di lingkungan kita akan penuh dengan APK. Kami juga melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pengawasan tersebut, sebagai mata dan telinga kami,” jelasnya. (Siedoo)