MEDAN – WALI Kota Medan Drs H.T. Dzulmi Eldin S., MSi diwakili Plt. Kepala Kesbangpol Kota Medan, Sulaiman Harahap, SH membuka pertemuan Penguatan Bhinneka Tunggal Ika di Hotel Inna Dharma Deli, Medan. Pertemuan yang diikuti pelajar ini diharapkan dapat memberi pemahaman Penguatan Bhinneka Tunggal Ika kepada mereka sebagai generasi muda.
Pertemuan ini berlangsung selama 5 hari dan diikuti 1.000 peserta yang dibagi menjadi 5 gelombang, di mana per gelombang diikuti 200 peserta. Peserta terdiri dari siswa SMA dan mahasiswa.
Selain itu pertemuan ini juga menghadirkan narasumber yang berasal dari Kodim 0201/BS, Akademisi Fisip USU, LRPPN dan FKUB.
Dalam membacakan sambutan Wali Kota Medan, dilansir dari laman beritasumut.com, Plt. Kepala Kesbangpol Sulaiman Harahap mengatakan, sejak awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para pendiri negara menyadari bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Itu karena terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, budaya, bahasa daerah, serta agama yang berbeda-beda.
Dengan keanekaragaman tersebut mengharuskan setiap langkah dan kebijakan negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diarahkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.
“Demi menyatukan banyaknya perbedaan, maka dipakailah semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang diambil dari Buku Sutasoma. Maka secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat dan bahasa, namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air,” kata Sulaiman.
Menurut Sulaiman, semboyan Bhinneka Tunggal Ika dapat dijadikan sebagai dasar guna melaksanakan perwujudan terhadap kesatuan dan kerukunan bangsa Indonesia. Maka untuk itu, Sulaiman berpendapat, sudah selayaknya Bhinneka Tunggal Ika diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dengan cara menjalani kehidupan dengan saling menghormati dan menghargai setiap individu.
“Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan. Namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara Indonesia,” jelasnya.
Selanjutnya Sulaiman menjelaskan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus terus disebarluaskan sehingga menjadi perekat dari keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Jangan pernah memandang perbedaan suku dan agama, sebab setiap individu pasti memiliki perbedaan. Maka dari itu tanamkanlah semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam hati kita semua,” jelasnya.
Melalui pertemuan itu, diharapkan para peserta dapat memahami dan lebih menguatkan makna Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan berfikir multikultural dan dapat saling menghargai segala perbedaan yang dimiliki masing-masing individu.
Siedoo/NSK