Siedoo.com -
Nasional

Agar Tahu, Yuk Simak Sejarah Hari Perawat Nasional

Siedoo, Tanggal 17 Maret merupakan Hari Perawat Nasional. Sangat disayangkan memang, masih banyak elemen keperawatan yang tidak mengetahui hari tersebut. Sebagian menyatakan terlalu sibuk dengan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga, tidak pernah sempat memikirkan hari peringatan profesinya sendiri. (kelaskita.com)

Sebagian lagi menjawab, tidak pernah ada informasi yang diberikan kepada perawat. Ada pula yang mengatakan, tidak pernah ada kegiatan-kegiatan besar yang memperkenalkan Hari Perawat Nasional, serta berbagai macam jawaban lain yang memang bisa dimaklumi alasannya. Dalam membantu mesosialisasikan Hari Keperawatan Nasional, siedoo.com mencoba merangkum dari berbagai sumber tentang sejarah Hari Perawat Nasional.

Sejarah Hari Perawat Nasional

Penetapan Hari Perawat merupakan hari lahir terbentuknya organisasi profesi perawat yaitu PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Di mana PPNI terbentuk pada tanggal 17 Maret 1974. (tribunnews.com)

Dilansir dari ppni-inna.org, kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah/organisasi profesi perawat Indonesia. Pada masa itu sebelum tahun 1974 organisasi perawat di Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan zamannya.

Sejak zaman penjajahan perawat Indonesia sudah ada seiring dengan adanya rumah sakit. Yaitu Residen Vpabst (1819) di Batavia saat itu berubah menjadi Stadsverband (1919) dan berubah menjadi CBZ (Central Burgerlijke Zieken Inrichting). Lokasinya di daerah Salemba yang saat ini menjadi RSCM.

Saat itu perawat sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan sebagai wadah organisasi perawat dan dapat menjalankan pergerakan dalam menentukan martabat profesi perawat. Ketika itu terdapat beberapa organisasi di antaranya Perkumpulan Kaum Verplegerfster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI). Ada pula Persatuan Perawat Indonesia (PPI), Ikatan Perawat Indonesia (IPI).

Organisasi-organisasi perawat saat itu mengadakan pertemuan yang diantaranya dihadiri IPI, PPI dam PDKI. Dihadiri pula Ojo Radiat, HB. Barnas dan Drs. Maskoed Soerjasumantri sebagai pimpinan sidang. Mereka sepakat untuk melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional.

Baca Juga :  KAHMI Harus Hadir di Tengah Persoalan Bangsa, Termasuk Soal Kasus Ferdy Sambo

Pengabungan atau fusi organisasi perawat tersebut dilakukan di Ruang Demontration Jalan Prof. Eykman Nomor 34 Bandung Jawa Barat. Sejak itu tanggal 17 Maret 1974 disetujui dan dilakukan pernyataan bersama terbentuknya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Serta, membentuk suatu kepanitian untuk mempersiapkan kongres pertama yang dilangsungkan pada tahun 1976.

Mandiri dan Bermartabat

PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyusun RUU keperawatan. RUU tersebut terus diperjuangkan untuk disyahkan menjadi undang-undang. Dalam usianya yang tergolong usia produktif, PPNI telah tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri.

PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces and equity).

Selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan besama mengawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar. Sehingga, profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara nasional dan international. (*)

Apa Tanggapan Anda ?