MAGELANG – Minat baca warga Kota Magelang, Jawa Tengah terbilang cukup tinggi. Hampir setiap hari Perpustakaan Kota Magelang dikunjungi tidak kurang dari 150 orang.
“Alhamdulillah di Kota Magelang, hal ini menunjukkan bahwa minat baca masyarakat sudah cukup tinggi karena jumlah penduduk Kota Magelang 130 an ribu ,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Magelang Triyamto Sutrisno, Kamis (4/10/2018).
Ia menyampaikan itu saat Disperpusip menyelenggarakan Festival Buku (Fesbuk) Magelang Tahun 2018. Kegiatan Fesbuk 2018 dilaksanakan dari 4-8 Oktober 2018 di gedung perpustakaan Kota Magelang. Terdapat sedikitnya 20 stand penerbit, 6 stand pendidikan, 6 stand multi produk yang mengikuti pameran. Serta 13 stand kuliner, pelaksanaan berbagai lomba dan pemutaran film yang meramaikan kegiatan tersebut.
Meski minat baca di Magelang dinilai cukup tinggi, namun pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Salah satu yang sudah dilakukan adalah melaunching aplikasi perpustakaan digital.
“Kemudian bulan Oktober 2018 ini, Insha Allah perpustakaan akan mencoba memberikan jam layanan tambahan di hari Sabtu dan Jumat, yakni buka sampai jam 8 malam,” jelasnya.
Wakil Walikota Magelang Windarti Agustina menyampaikan bahwa, Pemkot Magelang melalui Disperpusip sudah menempuh banyak upaya untuk meningkatkan minat baca. Seperti menambah jam operasional perpustakaan, menyediakan koleksi buku murah dan berkualitas melalui festival seperti ini.
Selain itu, juga disediakan koneksi internet gratis di berbagai fasilitas umum, layanan perpustakaan keliling, wisata buku. Hingga peluncuran aplikasi perpustakaan digital.
“Saya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan segala fasilitas yang ada guna mendukung upaya peningkatan minat baca. Tidak ada alasan malas membaca karena pemerintah sudah menyediakan akses mudah,” jelasnya.
Menurutnya, sudah semestinya masyarakat menumbuhkan dan meningkatkan minat baca. Karena gemar membaca adalah gerbang menuju kemajuan bangsa.
“Kemajuan bangsa dan negara bisa dilihat dari kemajuan perpustakaan dan budaya membaca,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Disperpusip Jawa Tengah, Sapta Hermawati mengatakan, perpustakaan merupakan sumber informasi dan pengetahuan. Perpustakaan harus disesuaikan dengan kultur masyarakat. Selain itu juga dibuat yang menarik sehingga menjadi landmark yang patut dibanggakan.
Menurutnya, upaya menumbuhkan minat baca masyarakat harus dimulai dari tingkat terkecil, yaitu keluarga. Caranya dengan menyediakan buku bacaan yang diminati anak, ajak ke festival buku seperi ini.
“Kemudian ajak juga ke perpustakaan. Karena perpustakaan sekarang sudah bertransformasi menjadi lebih baik,” katanya. (Siedoo)