MAGELANG – Banyak kota yang sudah menerapkan konsep kota cerdas atau smart city yang bekerjasama dengan pihak swasta dari kalangan provider TI (Teknologi Informasi). Dalam prakteknya, stakeholder dari swasta ikut mengembangkan aplikasi layanan publik gratis untuk mendukung konsep smart city.
“Kemudian data dari aplikasi tersebut juga dipakai oleh swasta untuk promosi, maupun lainnya,” kata Prof. Achmad Djunaedi, dari Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, di sela seminar Forum Koordinasi Jaringan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), di Aula Bappeda, Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/9/2018).
Konsep kota cerdas, saat ini sudah mulai banyak diterapkan di kota-kota Indonesia, termasuk Kota Magelang. Penerapan konsep ini tidak hanya membutuhkan partisipasi dari pemerintah saja namun juga semua pihak, baik swasta maupun masyarakat.
“Jadi kolaborasi antara semua stakeholder, baik pemerintah, swasta, masyarakat, serta perguruan tinggi. Terlalu berat kalau konsep ini dilakukan sendirian oleh pemerintah,” jelas dia.
Konsep kota cerdas sendiri dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat. Terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien.
“Serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya,” jelasnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang, Arif Barata menambahkan, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk sistem dan metode yang saling memperkuat antara unsur-unsur kelembagaan, sumber daya, serta jaringan IPTEK dalam satu kesatuan yang utuh.
“Juga untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi penyelenggaraan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan IPTEK berdasarkan ketentuan dalam UU Nomor 18 th 2002 tentang sistem nasional penelitian pengembangan dan penerapan IPTEK,” kata dia.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang, Sumartono mengatakan, seminar jaringan penelitian pengembangan dan penerapan IPTEK dilaksanakan dengan tujuan mencapai sinergitas. Antara akademisi, dunia bisnis, pemerintah, komunitas, dan media dalam rangka mendukung program pembangunan daerah
“Tema ‘Kolaborasi Stakeholder dalam Penerapan Smart City di Indonesia’ diambil dengan pertimbangan Kota Magelang telah mendapat predikat smart city untuk kategori kota kecil pada rating kota cerdas indonesia (RKCI) 2017 lalu,” ungkap Sumartono.
Dia juga mengatakan, penerapan konsep kota cerdas ini memerlukan partisipasi dari berbagai unsur. Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Magelang menyelenggarakan seminar ini dalam rangka berbagi wawasan.
“Terkait partisipasi dan kolaborasi antar unsur, antar sektor, dan antar daerah,” katanya. (Siedoo)