Siedoo, Berasal dari keluarga tidak mampu, dan dari keluarga yang kondisi ekonomi pas-pasan, jangan berkecil hati untuk kuliah. Kondisi itu bukanlah sebagai penghalang.
Jika otak masih bisa diputar, berdoa, berusaha penuh, yakinlah melanjutkan ke perguruantinggi bisa ditempuh.
Setidaknya itu telah dibuktikan Saptuari Sugiharto, owner Kedai Digital Corp yang saat ini memiliki 30 cabang.
“Saya anak dari keluarga kurang mampu,” aku pria bertubuh tambun ini.
Saptuari menempuh kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM). Ia mengambil Jurusan Perencaan Pengembangan Wilayah, Fakultas Geografi.
Mas Saptu, panggilan akrabnya, berjuang mencari biaya kuliahnya secara mandiri.
“Saya cari sendiri mulai dari penjaga tas di Kopma UGM, jualan stiker dan lanjut usaha lainnya,” akunya.
Berawal dari membuat stiker kampus bertuliskan “I Love UGM” dan kata-kata lain tentang kampus di wilayah Yogyakarta dan Solo, usahanya bisa berkembang dengan baik.
Ia juga bekerja di EO. Hasil jerih payahnya, disisihkan sedikit demi sedikit untuk mulai membeli alat-alat percetakan stiker dan mug. Mas Saptu juga bisa menyewa sebuah tempat bekas gudang becak seharga 3 juta per-tahun untuk memulai usaha Kedai Digital.
Dari semua itu, Mas Saptu bisa dapat menyelesaikan kuliahnya.
”Saat wisuda, ijazah saya berikan sebagai kado untuk orang tua. Saya beri kado orang tua tiket umroh. Itu hasil dari keringat sendiri,” ceritanya.
“Apakah kalian gak mau seperti itu?” tanya Saptuari.
Ia mengajak, agar setelah lulus sekolah menengah atas atau sederjatnya untuk tidak malu berkuliah dengan kondisi ekonomi yang terbatas.
“Mahasiswa jangan manja. Orang tua tidak mampu membayar kuliah, maka putarlah otak bagaimana bisa membiayainya sendiri dan berhasil,” terangnya.
Dicerikan, ia memulai usaha pertamanya tahun 1998. Selain menjadi bos Kedai Digital Corp, Mas Saptu juga membuka Jogist TShirt & Bookstore, KD Konveksi & SKS Sablon, Bakso Granatz Pedazzz, Tengkleng Hohah dan BOD Jogja Scrummy.
Ada tujuh jurus kreatif dalam membuat usaha. Pertama pahami konsep rezeki itu terlebih dahulu. Mas Saptu juga mengajak konsep bisnis yang pernah dijalankan Nabi Muhmmad SAW.
“Yaitu 9 dari 10 pintu rejeki itu datang dari perniagaan, konsep dari Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Jurus selanjutnya adalah berani memulai, tekun dan fokus, putuskan urat malu, pantang menyerah, kreatif abis.
“Dan jurus paling terakhir adalah mulai dari sekarang,” tambahnya.
Pengalaman dari Mas Saptu tersebut ditularkan ke 1.753 mahasiswa baru Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jawa Tengah dalam kuliah umum dengan tema “Jurus Kreatif Bikin Bisnis di GOR Samapta Magelang.
Plt Rektor Untidar, Prof. Drs. John Hendri, M.Si., Ph.D. menyampaikan tugas utama mahasiswa adalah belajar dengan baik dan menyelesaikan perkuliahan tepat waktu.
“Tapi perlu diingat, tidak hanya melulu kuliah. Mahasiswa juga harus mulai membangun karakter serta karier mulai dari masa perkuliahan,” jelasnya.
Ditambahkan, kemajuan teknologi juga harus dimanfaatkan para mahasiswa yang akan atau telah memulai usaha. Mahasiswa harus mampu membuat inovasi dengan lebih peka situasi kondisi saat ini.
“Kita bisa lihat kepopuleran Grab atau Gojek, jika mereka bisa kalian juga pasti bisa,” tandasnya.
Dengan Uang Bidikmisi Mahasiswa Bisa Membeli Laptop
Disamping itu, sejumlah 214 mahasiswa Untidar mengikuti kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan penerima bantuan pendidikan Bidikmisi tahun 2018 di auditorium kampus setempat.
Dalam kesempatan ini diberikan penjelasan seputar alur dan sistem penerimaan dana bidikmisi, motivasi dan kredit laptop.
”Kalian adalah mahasiswa yang telah dinilai layak menerima Bidikmisi. Maka itu kalian harus memanfaatkannya sebaik mungkin, tetap semangat dan ingat salah satu syarat wajib penerima Bidikmisi adalah IPK diatas 3.0,” kata Wakil Rektor Untidar Bidang Umum dan Keuangan, Drs. Hery Suroso, S.T., M.T.
Jumlah calon penerima Bidikmisi pada tahun 2018 sejumlah 123 mahasiswa jalur SNMPTN dan 365 mahasiswa SBMPTN. Total 488 mahasiswa, namun kuota yang diberikan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk Untidar hanya 214 mahasiswa.
Bagi Untidar jumlah tersebut dirasakan masih kurang maka akan dilakukan pengajuan penambahan kuota.
”Kami telah mengajukan surat penambahan kuota Bidikmisi kepada pihak Kementerian. Semoga pada bulan Oktober atau November 2018 nanti akan ada jawaban. Semoga Untidar diberikan tambahan kuota lagi,” harap Kabag Akademik dan Kemahasiswaan David Budhi Hartono, S.E., M.T.
Mahasiswa penerima bidikmisi menerima total dana sebesar Rp 6,3 juta. Dari dana tersebut langsung dipotong sebesar Rp 2,4 juta untuk biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) tiap semesternya. Sisanya Rp 3,9 juta akan dikembalikan lagi kepada mahasiswa.
”Dana Bidikimisi Rp 3,9 juta akan ditransfer langsung dari pusat ke rekening masing-masing mahasiswa tanpa melalui campur tangan pihak kampus. Peraturan tahun sebelumnya dana ditransfer per 3 bulan namun peraturan terbaru dana akan ditransfer 6 bulan sekali,” tambah David.
Dalam kegiatan Sosialisasi dan Pembinaan Penerima Bidikmisi ini, Untidar bekerjasama dengan Akademi Militer (Akmil) Magelang untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa.
”Disiplin itu penting. Karena kesuksesan membutuhkannya. Tidak ada individu atau organisasi yang sukses dengan fokus jangka pendek. Siapapun berhak sukses dan itu tergantung pada diri anda masing-masing,” ujar Sersan Mayor Mustofa.
Pada kesempatan ini turut hadir Mayor Inf Irkhamni, Kapten Inf Yuliadi Purnomo dan Serma Yuda Nurhidayanto. Mahasiswa diajak membuat yel-yel, melatih kekompakan dan kebersamaan sekaligus mendapat motivasi untuk lebih mencintai orang tua, patuh, disiplin dan berguna bagi nusa bangsa.
Selain itu, mahasiswa juga mendapat penjelasan dari Bank Pasar 69 Kabupaten Magelang mengenai tawaran kredit laptop bagi mahasiswa Bidikmisi. Mahasiswa dapat memilih tipe laptop yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing serta biaya angsuran akan disesuaikan dengan masa cair dana Bidikmisi. (*)