BALI – Sekolah berkelas dunia, Green School Bali, memberikan beasiswa kepada 43 orang lokal. Kuota ini merupakan jumlah terbesar sekolah internasional di Indonesia. Disamping itu, juga memiliki Program Kul Kul Connection yang terus berkembang. Dan, saat ini mendidik lebih dari 300 siswa-siswi lokal.
“Mereka (siswa-siswi lokal) belajar Bahasa Inggris secara gratis di Green School,” kata Ketua Dewan Manajemen Green School, Kate Druhan.
Ditandaskan, sekolah tersebut merupakan suatu wadah penyatu berbagai macam budaya dari seluruh dunia. Siswa-siswinya berasal dari 35 negara. Yang berkebangsaan Indonesia menjadi jumlah ketiga terbesar.
“Selain itu, pegawai Indonesia juga mewakili jumlah terbesar di Green School Bali. Sebagian besar dari kita merupakan tamu di negara ini. Namun, sekolah kita selalu berusaha untuk mencari cara agar dapat memberi kembali kepada masyarakat sekitar,” tandasnya.
Di samping itu, lanjutnya, Green School memiliki Program Green Educator Course. Yaitu, pelatihan untuk guru-guru Indonesia, program magang untuk anak-anak muda Indonesia, dan program Kembali ke Sekolah.
“Program – program ini dijalankan untuk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Indonesia sekaligus upaya untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia terutama di sekitar Bali,” terangnya.
Saat HUT ke-73 Kemerdekaan RI, Jumat 17 Agustus 2018, siswa-siswinya juga melaksanakan upacara bendera, sebagaimana sekolah di Indonesia pada umumnya.
Upacara bendera dipimpin Presiden Yayasan Kul Kul, Tirka Widanti. Kesempatan ini lagu kebangsaan Indoensia “Indonesia Raya” dinyanyikan oleh murid-murid beasiswa lokal Green School, murid-murid Kul Kul Connection dan juga beberapa murid lokal dari SMP 3 Abiansemal, Bali.
Mahasiswa dan mahasiswi dari STIBA, (Sekolah Tinggi Bahasa Asing) Denpasar, Bali, juga turut berpartisipasi sebagai paduan suara saat menaikkan bendera merah putih dengan penuh kebanggaan.
“Hari spesial ini mengingatkan kita mengenai keberagaman dan kesatuan Indonesia,” akunya.
Presiden Yayasan Kul Kul, Tirka Widanti menyampaikan, sekolahnya mendidik generasi muda demi keberlanjutan (sustainability) dan melalui keahlian kewirausahaan yang terintegrasi dengan alam.
“Dengan pendekatan holistik, kami menginspirasi dan memberdayakan siswa-siswi kami untuk menjadi pemimpin yang ramah lingkungan,” tandasnya.
Untuk mencapai tujuan ini, pihaknya mengacu pada nilai iRESPECT Green School. Yaitu delapan nilai (Integrity, Responsibility, Empathy, Sustainability, Peace, Equity, Community and Trust).
“Hal ini yang memandu komunitas kami untuk menjadi komunitas pembelajar untuk membuat bumi ini lebih berkelanjutan,” tandasnya.
Unik dan Memukau
Green School merupakan sebuah sekolah swasta non-profit dari tingkat PAUD hingga SMA yang berlokasi di Bali, Indonesia. Green School menawarkan sebuah kawasan sekolah yang asri, dengan struktur bambu yang kuat dan kokoh.
Sekolahnya terletak di tengah kawasan hutan yang dikelilingi kebun organik yang rimbun dan dialiri Sungai Ayung.
Misinya adalah ‘A Community of Learners Making our World Sustainable’ (Komunitas Pembelajar yang Membuat Bumi Kita menjadi Lebih Berkelanjutan).
Green School mengajarkan konsep pendidikan berwawasan berkelanjutan melalui program pembelajaran yang terintegrasi dengan komunitas masyarakat, jiwa kewirausahaan dan program yang berpusat pada siswa.
Sekolah ini mendapatkan akreditasi dari Western Association of Schools & Colleges (WASC).
Green School mendapatkan penghargaan sebagai “Sekolah Paling Hijau di Bumi tahun 2012” dari Centre for Green Schools pada Green Building Council, Amerika Serikat.
Saat ini, Green school memiliki 490 siswa dari tingkat PAUD hingga kelas 12 SMA yang berasal dari 35 negara, termasuk 43 siswa-siswi Indonesia yang menerima beasiswa penuh, dan 7 siswa-siswi Green School English yang mencari pendidikan yang unik, berbasis pada alam dan berpusat pada siswa.
Sekolah ini juga memiliki fokus terhadap komunitas masyarakat, pendidikan yang berwawasan berkelanjutan serta sebuah pembelajaran yang berbasis proyek (project-based learning).
Selain itu Green School juga yang melibatkan lebih 300 siswa-siswi lokal Bali dalam program Kul Kul Connection yang mengajarkan kursus Bahasa Inggris. Yang mana para siswa-siswi membayar kelas tersebut dengan menukarkan sampah untuk didaur ulang melalui pada sebuah proyek bernama “Trash For Class.”
Green School didirikan pada tahun 2008 oleh John dan Cynthia Hardy, perancang perhiasan yang telah meraih berbagai penghargaan, pelopor bisnis berkelanjutan. Ia sudah tinggal di Bali selama 30 tahun.
Mereka menyadari akan adanya sebuah peluang untuk menciptakan sebuah sekolah yang yang sangat menginspirasi. Namun, berbeda dari sebagian besar sekolah tradisional yang memiliki keterbatasan struktural, konseptual, dan fisik.
“Saya sudah mengunjungi banyak tempat dan sekolah. Namun, Green School merupakan sekolah yang paling unik dan memukau yang pernah saya kunjungi, ” kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon. (Siedoo)