JAKARTA – Defia Rosmaniar benar-benar mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, khususnya di tingkat Asia. Defia meraih medali emas pertama untuk negara kepulauan ini, dari cabang olahraga taekwondo pada ajang Asian Games 2018.
Tapi jangan disangka, Defia yang tercatat sebagai mahasiswa ini, tidak secara otomatis memiliki hobi yang terkait dengan olahraga. Hobinya sama sekali tidak ada kaitannya dengan prestasinya tersebut.
Defia mengaku memiliki hobi menulis. Ia tak pernah memandang hasil tulisannya baik atau buruk, karena ia memang tak bertujuan untuk menerbitkan tulisan-tulisannya.
“Saya menulis karena saya pikir hal itu lebih bermanfaat dari main gadget,” ujarnya dilansir kompas.com.
Ia mengenal taekwondo pertama kali pada saat dia duduk di bangku SMP. Defia dikenalkan oleh kakak sepupu yang juga main taekwondo.
“Sekarang dia jadi pelatih taekwondo DKI Jakarta,” akunya.
Pada awalnya Defia tidak terlalu mencintai taekwondo, tidak seperti taekwondoin nasional lainnya.
“Saya agak malas-malasan waktu pertama kali memainkan taekwondo. Tapi, karena terus menerus dilakoni, lama-lama saya menyukainya juga,” kata Defia.
Defia meraih medali emas setelah memenangi nomor poomsae individu putri di Plenary Hall Jakarta Convention Centre, Minggu (19/8/2018) dengan mengalahkan taekwondoin Iran, Marjan Salahshouri.
Ia berhasil meraih medali emas di nomor individual poomsae putri dan medali perunggu bersama Muhammad Abdurrahman Wahyu di nomor pair poomsae.
Defia mencapai podium tertinggi dengan mengalahkan atlet Korea Selatan dan atlet Asia Timur lainnya yang biasanya langganan menjadi juara.
“Karena gugup, saya ada sedikit kesalahan sehingga menempati posisi keenam di semifinal. Namun, di final saya tampil lebih santai dan mengeluarkan kemampuan terbaik serta meraih medali emas,” terangnya.
Bonusnya Rp 1,5 M, Rumah, Diangkat Jadi PNS
Atas raihan tersebut, Defia diberi bonus oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi. Bonus berupa uang sebesar Rp 1,5 miliar.
“Selamat kepada Defia. Bonusnya Rp 1,5 miliar, dan akan diserahkan setelah Asian Para Games 2018 selesai, yaitu bulan Oktober 2018,” kata Imam seperti dilansir antara.com.
Selain bonus berupa uang tunai, pemerintah juga telah menyiapkan bonus lainnya kepada para atlet yang sukses menyumbangkan medali emas untuk Indonesia.
“Selain uang, tentu saja pemerintah sudah menyiapkan bonus lainnya, yaitu pekerjaan jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga bonus berupa rumah. Semuanya sudah kami siapkan,” ujar Imam.
Lebih lanjut, dia pun berharap keberhasilan Defia dapat menjadi inspirasi bagi seluruh atlet yang saat ini tengah bertanding dalam berbagai pertandingan cabang olahraga di Asian Games 2018.
“Semoga prestasi Defia itu bisa menjadi inspirasi dan semangat bagi atlet-atlet yang lain, yang sekarang sedang berjuang. Jangan kecil hati, jangan takut dan jangan khawatir. Seluruh masyarakat Indonesia mendukung dan mendoakan kalian,” tutur Imam.
Profil Singkat
Nama: Defia Rosmaniar
Ttl: Bogor, 25 Mei 1995
Tinggi Badan 163 cm
Berat badan 54 kg
Tercatat sebagai atlet cabang olahraga taekwondo dengan nomor pertandingan poomsae.
Riwayat Pendidikan
1. SD Leuwiliang dan lulus tahun 2000.
2. SMPN 1 Cibungbulang dan lulus tahun 2009.
3. SMAN 1 Leuwiliang 4 dan tamat pada tahun 2012.
4. Universitas Negeri Jakarta (sekarang semester lima, Fakultas Ilmu Olahraga)
Prestasi yang pernah diraih dalam dua tahun terakhir
– Medali perak untuk Individual female U-29 Asian Taekwondo Poomsae Championship, Manila Philiphine 2016
– Medali perak untuk Pair mixed Poomsae Asian Championship , Manila Philiphine 2016
– Medali perak untuk Pair mixed U-29 ( korean division ) 26th Korea Open Championship, Gyeongju Korea 2016
– Medali perak untuk Individual female senior kejurnas mahasiswa, Lombok Mataram 2016
– Medali emas untuk Individual female U-30 poomsae (Taekwondo world Hanmadang 2016 Korea)
– Medali emas untuk Individual femalem U-30 poomsae ( 1st Bankimon Open Korea 2016). (Siedoo)