YOGYAKARTA – Mahasiswa tidak berdiam diri setelah mendapat teori pembelajaran di kampus. Tetapi juga bisa mengimplementasikan teorinya di lapangan dan berguna bagi masyarakat. Ini seperti yang dilakukan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM.
Sebanyak 375 mahasiswa di kampus tersebut diterjunka ke 7.000 titik di wilayah kota dan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka memeriksa hewan kurban jelang Idul Adha 22 Agustus 2018.
Salah satu mahasiswa pemeriksa hewan kurban, Ananda Dwi Anindita (22) menuturkan, selama dua tahun terakhir ia mendaftar menjadi petugas pemeriksa hewan kurban.
Mahasisiswi angkatan 2014 ini mengaku tahun lalu ditempatkan di Kabupaten Sleman. Ia ditugaskan memeriksa hewan kurban di tujuh lokasi.
“Kita memulai pemeriksaan sejak dari awal, kebetulan tidak menemukan kasus cacing hati,” katanya dilansir ugm.ac.id.
Dekan FKH UGM Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia mengatakan, para mahasiswa merupakan mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa yang tengah mengikuti pendidikan koasistensi di FKH UGM.
Dikarenakan jumlah titik yang ditangani cukup banyak, FKH UGM juga menggandeng mahasiswa dari Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner Sekolah Vokasi UGM.
“Di lapangan mereka akan berkolaborasi dengan pemerintah melalui dinas terkait untuk membantu pemeriksaan hewan kurban menjelang dan sesudah pemotongan,” katanya.
Kepada mahasiswa yang menjadi petugas pemeriksa hewan kurban, dekan berpesan kegiatan yang mereka lakukan sebagai wujud dari proses pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.
Menurutnya, ilmu dan pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah bisa diaplikasikan di masyarakat dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat dari penyakit yang berasal dari pangan asal hewan.
“Tugasnya memastikan bahwa produk pangan asal hewan yang akan dikonsumsi betul-betul aman dan sehat,” ujarnya.
Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian DIY, Ir. Sutarno, menyampaikan apresiasi kepada FKH UGM yang selama ini sudah ikut aktif berkontribusi dalam membantu pemerintah untuk penyediaan pangan hewan yang aman, sehat, utuh dan halal.
Sutarno mengatakan jumlah hewan kurban di DIY dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejak tahun 2015 peningkatan sapi untuk hewan kurban naik dari sebelumya 16 ribu ekor menjadi kurang lebih 20 ribu ekor.
Ia menyebutkan jumlah sapi yang disembelih tahun lalu mencapi 19.522, 2 ekor kerbau, 28.940 ekor kambing, dan 21.994 ekor domba.
“Lokasi pemotongan tersebar di 7.000 titik,” katanya.
Dari 7.000 titik lokasi penyembelihan tersebut, ditemukan sekitar 6,3 persen atau 1.230 ekor sapi yang terkena kasus Fascioliasis atau penyakit Cacing Hati. Sementara pada kambing dan domba, sekitar 0,29 persen yang terkena cacing hati.
“Kasus yang paling banyak kita temukan di daerah Kulonprogo,” katanya. (Siedoo)