Siedoo.com -
Daerah

Suasana Ketika Si Bawor Mengawasi Ujian

PURWOKERTO – Suasana ujian akhir semester (UAS) di kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) Jl. D.I Panjaitan No. 128, Banyumas, Jawa Tengah sungguh berbeda dari biasanya. Para mahasiswa – mahasiswi yang tengah mengerjakan soal, sesekali melirik ke arah pengawas ujian. Bukan karena mencari celah untuk mencontek, tetapi karena pakaian yang dikenakan pengawas “tidak umum”.

Pengawas ujian mengenakan kostum unik, ala Bawor. Bawor merupakan maskot asli Kabupaten Banyumas, sengaja dipilih oleh panitia ujian, karena dengan memakai kostum ala Bawor diharapkan dapat menumbuhkan semangat serta mencairkan suasana ujian. Mahasiswa juga agar lebih rileks dalam mengerjakan soal – soal ujiannya. UAS dilangsungkan Institut Teknologi Telkom Purwokerto selama 2 minggu, terhitung dari Senin (9/7/2018) sampai dengan Jumat (20/7/2018).

“Pemakaian kostum Bawor yang dilakukan pengawas ujian ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan mencairkan suasana,” kata Aji Susanto Anom Sn M.Sn., salah satu Dosen Desain Komunikasi Visual.

Selain itu, kostum Bawor juga sebagai pengenalan kebudayaan asli daerah Kabupaten Banyumas kepada mahasiswa – mahasiswi Telkom. Kampus menilai, betapa pentingnya melestarikan budaya tersebut di era modern seperti saat ini.

ITTP sebagai kampus Institut Teknologi pertama yang berada di Jawa Tengah, mendukung sekali dari pelestarian kebudayaan di era modern seperti sekarang ini. Selain kampus ITTP befokus pada pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, juga harus ikut dalam pelestarian budaya.

“Salah satunya dengan mengenalkan maskot Kabupaten Banyumas Bawor kepada mahasiswa,“ tambahnya.

Sementara itu, mahasiswa dan mahasiswi Institut Teknologi Telkom Purwokerto yang pada saat ini sedang melangsungkan ujian akhir semester, merasa terkesan dengan kedatangan Bawor ke kelas. Mereka menganggap bahwa, dengan adanya tindakan seperti yang dilakukan pengawas ujian itu sangat menghibur. Selain itu, juga menularkan budaya asli daerah yang harus tetap eksis dan terus dijaga keberadaannya.

Baca Juga :  Pro Kontra Rencana USBN

“Saya sebagai mahasiswa yang bukan asli dari Banyumas, sekarang sudah mengerti ternyata Banyumas memiliki ikon yang sangat unik Bawor. Peran kampus untuk mengenalkan budaya asli, saya menilai kegiatan ini sangat positif, sangat kreatif. Karena selain kampus berfokus pada riset teknologi informasi dan komunikasi, juga memperhatikan budaya lokal,” ujar salah satu mahasiswa Muhammad Nabil.

Apa Tanggapan Anda ?