PURWOKERTO – Para petani jamur, berbondong – bondong menjalankan usaha bisnis jamur tiram. Akan tetapi, banyak dari mereka yang masih menggunakan teknologi secara tradisional untuk menjaga suhu dan kelembapan.
Berbekal dari situ, mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) Banyumas, Jawa Tengah Vigi Antono berusaha merancang metode untuk mengatur suhu dan kelembapan dalam ruangan secara otomatis. Temuan alat pengatur suhu tersebut, merupakan hasil pikir dari mahasiswa D3 Teknik Telekomunikasi itu.
Dengan terciptanya alat ini, bisa membantu para petani jamur tiram untuk menjaga suhu dan kelembapan. Karena, jamur tiram itu harus terjaga kelembapannya.
“Apabila suhu naik melebihi standar kelembapan pada jamur tiram, yang terjadi jamur tiram tidak akan tumbuh dan mati,” jelasnya.
Memang, mengenal teknologi di era sekarang ini tidak ada batasannya. Para inovator dengan bebas bisa menciptkan beragam alat, sesuai dengan keinginan sendiri. Karya mahasiswa ITTP merupakan alat monitoring pengatur suhu dan kelembapan jamur dengan sistem kerja melalui perintah SMS (Short Message System). Alat ini diciptakan berdasarkan ide dan gagasan dari keinginan ia sendiri.
“Pertamanya saya melihat dari ketertarikan saya terhadap budidaya jamur, khususnya jamur tiram. Jamur tiram adalah jamur yang banyak dicari oleh masyarakat. Sehingga harga jual jamur tiram sangat menggiurkan,” urainya.
Karya ini pun mendapatkan apresiasi dari dosen. Dekan Fakultas Teknik Telekomunikasi dan Elektro Institut Teknologi Telkom Purwokerto Eka Wahyudi S.T M.Eng., menyampaikan, kreatifitas mahasiswa di kampus ITTP sangat tinggi dan bervariasi. Banyak mahasiswa yang melakukan percobaan untuk menciptakan alat – alat berdasarkan pada teknologi kekinian.
Salah satunya adalah perancangan alat monitoring suhu dan kelembapan rumah jamur melalui sistem SMS yang dibuat tersebut. Secara pribadi, ia sangat bangga terhadap alat ini, karena dinilai sangat kreatif dan inovatif. Tidak semua mahasiswa mampu menciptakan alat atau ouput yang bisa berguna dimasa yang akan datang,tergantung pada respon masyarakat terhadap penemuan ini.
“Diharapkan masyarakat bisa menerapkan sistem ini guna memudahkan mereka dalam mendeteksi dini terhadap gangguan yang berakibat pada penghambatan tumbuh jamur tiram,“ jelasnya.