SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur menjalin berbagai kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan RI. Kerja sama yang sudah berjalan dan menghasilkan antara Balitbanghub dengan ITS selama ini adalah penelitian pengembangan prototype peralatan untuk mendeteksi Wind Shear di Bandar Udara (Bandara), penelitian pengembangan prototype peralatan untuk mengukur ketinggian genangan air di Landas Pacu, dan kebutuhan subsidi kapal feeder pada trayek tol laut di Pulau Natuna.
Ke depan, Balitbanghub juga menginginkan adanya kerja sama di bidang standarisasi desain kapal. Selama ini, pembangunan-pembangunan kapal di lingkungan Dirjen Perhubungan Laut jumlahnya sampai ratusan. Namun untuk standarisasi desain kapal itu masih belum ada.
Selama ini yang terjadi adalah pihak galangan yang menawarkan beberapa desain kepada Dirjen Perhubungan Laut, ada yang bagus dan ada yang tidak.
“Saya ingin ke depan Balitbanghub bersama ITS bersinergi dengan PT PAL dan ITB untuk membuat standarisasi desain ini,” kata Kepala Balitbanghub Kementerian Perhubungan RI Ir Sugihardjo MSi.
Ia menyampaikan itu saat acara diskusi internal dengan jajaran pimpinan ITS di Gedung Rektorat ITS, Kamis (31/5/2018). Menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah terjalin dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Balitbanghub Kementerian Perhubungan RI melakukan evaluasi sejumlah kerja sama yang telah dilakukan selama ini. Sugihardjo ingin lebih banyak kerja sama di bidang penelitian yang berbasis riset (research based).
“Karena ITS sebagai perguruan tinggi center of excellent yang tidak hanya di Jawa Timur namun juga di Indonesia Timur. Kita menginginkan adanya kerja sama di bidang penelitian yang berbasis riset,” jelas mantan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini.
Ke depannya, hasil-hasil penelitian tersebut diharapkan dapat diterapkan pada pengambilan kebijakan dan penerapan pada pengembangan iptek baik di lingkungan kampus ITS maupun Kementerian Perhubungan RI. Pada acara yang dihadiri Kepala Puslitbang Perhubungan Udara dan Kepala Puslitbang Perhubungan Laut itu, Sugihardjo yang baru menjabat selama satu bulan ini menjelaskan, kajian-kajian Balitbanghub selama ini banyak yang beririsan (hampir sama) dengan kajian Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan.
“Seharusnya ada hal yang membedakan antara kajian yang dihasilkan Dirjen Perhubungan dengan Balitbanghub,” ujar pria yang pernah mendapatkan penghargaan Satya Lancana Karya Satya 30 Tahun dari pemerintah ini.
Sebagai Kepala Badan yang baru, ia menekankan, ke depannya Balitbanghub harus mendasarkan penelitiannya pada research based di mana fakta dan datanya harus akurat. Dari hasil pengamatan, akar permasalahan yang dimiliki Batlibanghub dalam penelitian selama ini adalah dikarenakan tidak memiliki laboratorium riset sendiri.
“Laboratorium itu baik lab fisik maupun lab policy-nya tidak ada,” ujar mantan Sekjen Perhubungan ini.
Di sisi lain, Batlitbanghub juga tidak bisa menunggu pembangunan laboratorium hingga selesai untuk terus melakukan risetnya. Kalau tidak punya lab, bukan berarti kajian-kajian kita bisa research based.
“Makanya kita menggandeng ITS sebagai partner kerja sama,” ungkap mantan Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat ini.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD mengatakan, ITS sangat siap memfasilitasi kerja sama yang diminta pihak Balitbanghub. ITS juga akan sangat terbuka untuk menyediakan laboratorium yang dimiliki guna keperluan penelitian ke depan.
“Harapan kami Batlitbanghub bisa menggunakan laboratorium yang dimiliki ITS saja. Daripada membuat sendiri lab,” ujar guru besar Teknik Lingkungan ini.
Selain menyediakan laboratoriumnya, ITS juga akan memfasilitasi kerja sama ini dengan menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa. ITS memiliki seribu dosen yang sekaligus juga peneliti.
“Ini akan bisa mendukung kerja sama kita nanti dengan Batlibanghub,” katanya.