JAKARTA – Hasil UNBK SMP/MTs tahun 2018 tidak begitu menggembirakan. Rata-rata nilainya di semua sekolah tingkat tersebut, menurun. Lebih gamblangnya, penurunan itu akan disampaikan dalam konferensi pers, Senin (28/5/2018) oleh pihak Kemendikbud.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ari Santoso, penurunan nilai bukan karena kualitas kecerdasan siswa yang menurun. Tapi lebih pada proses pembelajaran di sekolah yang harus ditingkatkan lagi.
“Semua pelajaran, gurunya saat ngajar itu siswanya kurang termotivasi untuk belajar yang baik,” kata Ari sebagaimana ditulis detik.com.
Tahun ini, 63% SMP/MTs di Indonesia mengikuti UNBK. Terdiri dari 10.413 MTs dan 18.207 SMP. Jumlah meningkat lebih dari 100% di banding tahun lalu yang hanya sebanyak 30%.
Daerah yang mengalami penurunan, diantaranya Jawa Timur. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mengatakan, indikator penurunan itu dilihat dari banyaknya siswa yang mendapat nilai UN di bawah 55. Tahun ini (2017/2018), dari 402.028 jumlah siswa peserta ujian, sebanyak 56,52 persen atau sekitar 170.172 siswa mendapat nilai di bawah 55.
“Ada penambahan 1,12 persen jika dibandingkan hasil UN tahun pelajaran 2016/2017,” ungkap Saiful sebagaimana ditulis tempo.com.
Dijelaskan, tahun pelajaran 2016/2017 terdapat 398.984 peserta UN tingkat SMP se-Jatim. Dari angka tersebut sekitar 55,4 persen atau 171.665 siswa mendapat nilai di bawah 55. Tahun ajaran 2015/2016 ada 406.760 siswa SMP menjadi peserta UN. Peraih nilai di bawah 55 hanya 34,84 persen atau sekitar 110.538 siswa.
Bertambahnya jumlah nilai di bawah 55 terjadi pada jenjang MTs. Tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 59,03 persen siswa dari 178.946 siswa mendapat nilai di bawah 55. Sedangkan tahun jaran 2017/2018 ini naik menjadi 73,34 persen siswa.
“Penyebabnya bukan salah muridnya, tapi karena tingkat kesulitan soal yang sangat tinggi sekali. Hasil SMP ini masih lebih baik dibanding SMA/SMK,” ujar.
Disisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengalami penurunan. Penurunan karena adanya soal high order thinking skills (HOTS).
“Bahkan, SMP lebih parah (penurunan skornya),” ujar Muhadjir sebagaimana diberitakan rebuplika.com.
Meskipun demikian, dia mengatakan, penurunan nilai rata-rata tersebut ada kaitannya dengan integritas. Hal itu karena makin tinggi integritas, nilai UN mengalami penurunan.
Dengan adanya soal-soal dengan daya nalar tinggi atau HOTS tersebut, Muhadjir mengatakan, dia bisa mengetahui kondisi riil di lapangan. Di satu sisi, dia mengatakan, banyak siswa yang mengeluhkan soal HOTS.
“Di sisi lain, jumlah siswa yang mendapatkan nilai sempurna untuk mata pelajaran matematika tingkat SMA naik dua kali lipat,” kata dia.