JAKARTA – Di awal tahun lalu, dari 131,55 juta orang yang masuk angkatan kerja di Indonesia, terdapat 124,54 juta orang bekerja. Sisanya 7,01 juta orang dipastikan pengangguran.
Dari jumlah itu, pengangguran dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menduduki peringkat teratas sebesar 9,27%. Lalu disusul pengangguran lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,03%.
Sedangkan, dari jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5,36%, Diploma III (D3) sebesar 6,35%, Universitas 4,98%.
Banyaknya jumlah pengangguran dari SMK menjadi keperihatinan tersendiri bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Indikasi kuat penyebab menganggurnya lulusan kejuruan tersebut karena kualitasnya masih rendah. Belum sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja.
Sebagai langkahnya, Kemendikbud mencetuskan program revitalisasi SMK kepada 219 SMK. Hal ini guna meningkatkan kualitas pendidikan di SMK.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) telah dilakukan pekan lalu di Jakarta. Kesempatan ini dihadiri perwakilan SMK dan disaksikan Mendikbud Muhadjir Effendy.
“Saya berharap bantuan ini dapat digunakan secara optimal sehingga SMK dapat menghasilkan lulusan dengan kualitas yang dapat diserap oleh pasar tenaga kerja atau menciptakan lapangan pekerjaan,” kata Mendikbud sebagaimana ditulis Kompas.
15 Kategori Bantuan
Ada 219 SMK menerima bantuan program revitalisasi pendidikan kejuruan yang terbagi dalam 15 kategori bantuan. Sebanyak 15 jenis bantuan yang diberikan yakni Pembinaan Pengelolaan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi diberikan kepada 219 SMK. Bantuan Teaching Factory diberikan kepada 105 SMK, Technopark diberikan kepada 31 SMK.
Bantuan Pengembangan SMK Pariwisata diberikan kepada 47 SMK, Pengembangan SMK Kelautan diberikan kepada 25 SMK, dan Pengembangan SMK Pertanian diberikan kepada 32 SMK.
Bantuan Pelaksanaan Pemasaran Tamatan (Job Matching) diberikan kepada 6 SMK.
Selanjutnya, Pelaksanaan Kelas Industri diberikan kepada 18 SMK, Pengembangan SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah diberikan kepada 75 SMK.
Bantuan Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional/Kawasan Ekonomi Khusus diberikan kepada 15 SMK, Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) diberikan kepada 7 SMK, Pembangunan Ruang Praktik Siswa (RPS) diberikan kepada 147 SMK.
Bantuan Peralatan Praktik Kompetensi Kerja diberikan kepada 90 SMK, Pembangunan Perpustakaan diberikan kepada 7 SMK, dan Rehabilitasi Gedung SMK diberikan kepada 25 SMK.
Total Bantuan Rp 169 Miliar
Total nilai bantuan yang diberikan mencapai Rp 169 miliar yang diharapkan mampu digunakan secara optimal dalam menciptakan lulusan SMK yang lebih berkualitas.
Pemberian bantuan tersebut dilakukan sebagai wujud menjalankan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Bantuan yang diberikan merupakan hasil analisa kebutuhan dari masing-masing sekolah yang mengajukan melalui Aplikasi Takola. Diharapkan masing-masing sekolah yang mendapatkan bantuan dapat mengoptimalkan layanan pendidikan kejuruan untuk menghasilkan lulusan terserap pasar kerja.