SURABAYA – Wacana smart city tidak hanya menjadi isu yang dibahas di ibu kota Jakarta saja. Kota – kota lain juga ikut membahas wacana “seksi” yang diperbincangkan banyak orang tersebut.
Sejatinya smart city bisa saja difokuskan pada salah satu atau beberapa aspeknya saja. Apakah hanya orangnya saja atau pemerintahannya saja. Bahkan mungkin hanya secara sistematis kotanya.
“Namun tetap perlu diketahui, bahwa smart city itu di dalamnya terdapat beberapa tajuk tersendiri,” kata Kepala Peneliti LBE e-Government & IT Government Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya , Jawa Timur Tony D Susanto PhD ITIL COBIT.
Salah satu contohnya smart energy. Di mana tujuan utamanya yakni menciptakan kota yang layak huni dan berkelanjutan.
Tony menyampaikan itu saat seminar yang bertajuk Strategi Menuju Smart City/Regency di Perpustakaan ITS. Tantangan smart city yang tengah booming belakangan ini, dijawab Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan banyak membangun kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah. Selain itu, ITS yang memiliki banyak pakar di bidang smart city, tak enggan untuk berbagi pengetahuan tersebut seperti dalam seminar itu.
Memang, smart city menjadi isu yang sedang banyak digarap beberapa daerah di Indonesia. Tak terkecuali Kabupaten Trenggalek yang juga tengah bermitra dengan ITS. Kerja sama ini dirasa sangat tepat, sebab kemunculan smart city diikuti dengan tuntutan penggunaan teknologi.
“ITS sebagai kampus teknologi yang punya banyak penemuan dan pengembangan teknologi, sangat bisa memberi kebermanfaatan untuk menciptakan smart city,” jelas Tony yang juga moderator seminar.
Tony yang sekaligus pengisi materi smart government, menyampaikan bahwa ada beberapa fokus bahasan dalam pembicaraan terkait smart city. Mulai dari smart energy, smart health, smart sensor & mobility, smart environment, hingga smart goverment. Untuk itu, dihadirkan pula beberapa ahli yang kompeten dari ITS terkait topik-topik tersebut.
Pemateri lain, Dr Ir Amien Widodo MSi pada materi smart environment menekankan pentingnya kewaspadaan akan kondisi lingkungan sekitar. Smart environment erat kaitannya dengan fenomena alam. Apalagi Indonesia yang kondisi alamnya sangat kompleks.
“Sehingga, smart environment di sini nantinya akan banyak menyinggung soal mitigasi bencana,” jelas dosen Teknik Geofisika ini.
Kepala Pusat Studi Energi ITS Dr Ir Ali Musyafa MSc menyampaikan bahwa, pintu masuk untuk smart energy adalah uapaya pengurangan konsumsi dan emisi energi yang dibarengi dengan green building. Sementara Kepala Departemen Teknik komputer ITS, Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT memaparkan soal smart health.
“Saat ini telah banyak penemuan ITS yang mampu mendukung smart health, contohnya TB-Analyzer, S-Analyzer, dan MedCap,” papar Kepala Departemen Teknik Komputer ITS ini mencontohkan beberapa teknologi yang telah dikembangkannya bersama tim.
Pemateri lain Ahmad Zaini ST MT, pengembang teknologi ITS Smart Vehicle Counter System, menyoroti tentang pentingnya kepedulian tentang teknologi dan kondisi lingkungan di sekitar. Kepedulian itu sangat diperlukan.
“Yang kemudian nantinya bakal diketahui kepada siapa untuk bekerja sama dalam pengembangan teknologi ini ke depannya,” jelas dosen Teknik Komputer ini dalam sesinya memberikan materi smart sensor & mobility.