SURABAYA – Malaysia menjadi saksi bisu atas prestasi yang diraih para mahasiswa Indonesia. Tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur kembali menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Dalam ajang 13th Malaysia Chem-E-Car Competition 2018, di TATI University College, Malaysia, mahasiswa Indonesia mencatatkan sejarah dengan mengantongi juara III.
Negara-negara lain se Asean tersingkir dari kompetisi tersebut. Perwakilan Indonesia unggul dari tim-tim unggulan negara-negara Asean dalam mereaksikan bahan kimia menjadi energi gerak.
Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menghadirkan mobil prototipe Spektronics generasi ke-15 dan 16. Kompetisi mobil berbahan bakar kimia ini merupakan ajang tahunan yang mengadu tim-tim unggulan negara-negara Asean.
Bersaing dengan 71 tim dari 25 perguruan tinggi se-Asean, tim Spektronics ITS berhasil melampui rekor yang tercatat tahun sebelumnya di ajang yang sama. Kompetisi ini mengharuskan mobil dari tiap tim untuk melaju menyelesaikan tantangan dan berhenti pada jarak yang telah ditentukan.
“Tim kami berhasil mencatatkan error pemberhentian hanya sejauh 19 sentimeter untuk kedua tantangan yang disediakan,” kata Manager Tim Spektronics ITS Miftahul Hadi ketika dihubungi melalui pesan online sebelum bertolak kembali ke Indonesia.
Dua tantangan tersebut, adalah memasukkan bola ke gawang dan menjatuhkan pin bowling. Panjang lintasan yang disediakan untuk masing-masing tantangan adalah sejauh 4,5 meter dan 4 meter.
Untuk menyelesaikan kedua tantangan tersebut, semua peserta hanya diberi waktu selama dua menit. Sehingga, dibutuhkan reaksi kimia yang sifatnya cepat.
Untungnya, mobil mini yang dibekali dengan konsep alumunium-air battery berkekuatan 7 Volt ini berhasil berhenti di jarak 4,31 meter atau sejauh 19 cm dari garis finish. Tidak hanya itu, pada tantangan pertama, Spektronics 15 berhasil menyarangkan bola ke gawang dan mengantongi nilai sebesar 50 poin.
“Error yang kami buat pun hanya sejauh minus 19 cm, melampaui catatan tahun sebelumnya yang mencapai error sejauh 40 cm,” jelasnya.
Perolehan tingkat error yang cukup kompetitif tersebut kemudian mengantarkan Tim Spektroniks ITS menduduki posisi ketiga. Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS ini menyampaikan, pada tantangan kedua Spektronics 15 gagal menjatuhkan pin bowling.
Meski demikian, tim ini masih berhasil meminimalisir error sejumlah 0,19 meter. Menurut Hadi, salah satu kendalanya adalah miringnya lintasan sehingga tidak ada satupun tim yang berhasil menjatuhkan pin.
Kemenangan di Malaysia ini tentunya menjadi lecutan semangat untuk tim Spectronics. Rencananya, tim yang digawangi oleh Miftahul Hadi, Afif Al Arif, Ronal Marada, Widi citra lestari, Satrya Fuad, Inneke Adinegoro, Auzan Widhatama, M. Rifqi Furtiansyah, Kharisma Perdana, dan Tiara Mahendra ini akan mengikuti American Institute of Chemical Engineers (AIChE) Chem-E-Car di Amerika, Oktober 2018.
Adapun, saudaranya yaitu tim Spektronics 16 berhasil menempati posisi keempat dalam kompetisi poster. Dalam kompetisi poster ini, Spektronics 16 berhasil menjabarkan desain yang detail. Untuk konsep energi penggeraknya, mobil ini mereaksikan bahan kimia yang akan menghasilkan gas untuk dialirkan ke reaktor air.
“Air tersebut kemudian dialirkan untuk memutar turbin dan generator sehingga menggerakkan mobil,” tandasnya.