MAGELANG, siedoo.com – Suasana ceria dan semangat kebersamaan menghiasi Perkemahan Hisbul Wathon SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, Magelang, Jateng, belakangan ini.
———
Kegiatan tahunan sekolah tersebut berhasil menciptakan pengalaman berharga bagi para siswa, menekankan nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, dan pembelajaran praktis.
Perkemahan itu menjadi ajang interaksi yang mendalam antara siswa dengan alam dan kearifan lokal.
Kegiatan dimulai dengan upacara pembukaan yang dihadiri seluruh siswa, guru, dan panitia penyelenggara. Bendera merah-putih berkibar dengan gagahnya, menegaskan semangat cinta tanah air dan kebangsaan.
Berbagai kegiatan yang menarik dan mendidik diselenggarakan selama perkemahan, seperti pelatihan kepramukaan, workshop seni budaya, serta diskusi keagamaan.
Siswa-siswa terlibat dalam kegiatan memasak, berkemah, dan berbagai simulasi kehidupan alam untuk meningkatkan keterampilan dan rasa tanggung jawab mereka.
Peserta perkemahan Hisbul Wathon, Fara Agil menyampaikan, perkemahan yang dijalaninya bukan hanya sekadar kegiatan belaka, tetapi juga sarana untuk membentuk karakter siswa.
“Ini adalah pengalaman berbeda belajar dari alam, berkolaborasi, dan mengasah keterampilan non-akademis yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya dengan antusias.
Salah satu momen puncak dalam perkemahan ini adalah malam keakraban, di mana siswa-siswa berkumpul di sekitar api unggun. Mereka menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, bercerita, dan saling berbagi pengalaman. Suasana hangat dan keakraban tercipta, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap peserta.
Panitia pelaksana, Akhmad Taufiq, S.Pd., menjelaskan Perkemahan Hisbul Wathon untuk menciptakan siswa-siswa yang memiliki kecintaan kepada tanah air, memiliki sikap gotong-royong, serta memiliki semangat kebersamaan.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, siswa dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang lebih luas dan menjadi generasi yang bermanfaat bagi bangsa dan agama,” katanya.
Perkemahan Hisbul Wathon SMK Muhammadiyah 1 Borobudur bukan hanya sebuah acara, tetapi adalah perjalanan pembelajaran yang tak terlupakan. Para siswa kembali ke keseharian dengan bekal pengalaman, pengetahuan, dan kebersamaan yang akan membentuk karakter mereka untuk masa depan yang lebih baik. (fatih/siedoo)