PGRI. Ketua PGRI Kota Magelang, Nurwiyono Slamet Nugroho SPd MPd (tengah). (foto: ist)
Siedoo.com - PGRI. Ketua PGRI Kota Magelang, Nurwiyono Slamet Nugroho SPd MPd (tengah). (foto: ist)
Daerah

PGRI Kota Magelang akan Gelar Seminar Anti Bullying, Undang 500 Guru

MAGELANG, siedoo.com – Kasus perundungan atau bullying belakangan ini santer diberitakan. Yang cukup viral terjadi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pencegahan perilaku negatif tersebut perlu terus dilakukan.

———

Dalam waktu dekat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Magelang akan mengundang guru di wilayahnya untuk seminar. Temanya tentang pembentukan karakter dan anti bullying.

“PGRI akan menggelar seminar pada 25 Oktober di Gedung Wanita,” kata Ketua PGRI Kota Magelang, Nurwiyono Slamet Nugroho SPd MPd, belum lama ini.

Rencana yang diundang mulai dari guru Taman Kanak-Kanak (TK), tingkat Sekolah Dasar (SD), tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Rencananya 500 guru. Acara seminar kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” aku Nurwiyono yang pernah menjadi Kepala SMPN 1 Kota Magelang.

Sebagai pematerinya akan mendatangkan akademisi dari Jakarta. Sebagai keynote speaker-nya Wali Kota dr Muchammad Nur Aziz.

“Gurunya dulu yang harus dibekali memang. Guru harus dipahamkan. Kalau tidak banyak guru yang secara tidak langsung mendeskritkan anak. Itu kan gak boleh,” tandasnya.

Diterangkan, pembelajaran di sekolah dari guru ke siswa perlu disampaikan yang betul-betul berorientasi hingga memberi sebuah layanan.

“Proses layanan pendidikan untuk anak-anak biar berkembang sesuai dengan bakat minat dan potensinya. Tapi guru juga mempunyai kewajiban untuk membentuk karakter,” jelasnya.

Dalam seminar tersebut juga akan dijelaskan soal pembiasaan guru, penerapan pembelajaran, keteladanan, membekali pendidikan karakter.

“Sehingga bullying, yang sekarang baru ngetren, baik itu lewat kata-kata atau verbal maupun lewat medsos memang harus dipahamkan, dengan tidak ada bentuk kekerasan apapun di dunia pendidikan,” tandasnya.

Beberapa waktu lalu, pihaknya ikut mewakili Jawa Tengah ke Malaysia untuk diskusi soal guru.

Baca Juga :  Susunan Roadmap Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, LPPM UNIMMA Gelar Workshop

“Diskusi soal guru di Malaysia. Kebetulan yang mewakili Jawa Tengah, diantaranya saya. Pulang hari minggu kemarin. Lima hari di sana. Hasil dari Malaysia akan saya sampaikan (pada seminar),” akunya.

Dalam diskusi tersebut diantara yang dibahas adalah tentang pengemasan pembelajaran yang tepat untuk generasi Z.

“Intinya bagaimana mengemas pembelajaran yang tepat. Untuk anak-anak generasi Z, yang berbasis IT (Informasi Teknologi),” jelasnya.

Diakuinya, guru-guru di Kota Magelang bakal diberi pelatihan terkait IT. Hal ini agar dalam belajar mengajar di sekolah, guru tidak gagap teknologi.

“Nantinya ada tim IT dari provinsi kerja sama dengan Kemdendikbud. Dijadwal di kota dan kabupaten se-Jawa Tengah,” tandasnya.

Diceritakan, di Korea Selatan, guru dalam memberikan pembelajaran ke siswa sudah bisa membuat animasi. Hal ini untuk menanamkan karakter maupun materi, dengan permainan atau game.

“Di Singapura, Malaysia, lebih cepat daripada kita,” tandasnya. (siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?