MAGELANG, siedoo.com – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama MPM Pimpinan Wilayah (PW) Jawa Tengah berkolaborasi dengan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) mengadakan Pelatihan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) Seri Advokasi Tani.
———
Pelatihan yang mengangkat tema ‘Berdaya dalam Memperjuangkan Hak-hak Sipil Tani’ ini bertempat di Aula Fikes UNIMMA pada Jum’at-Sabtu (21-22/7).
Pelatihan yang dikhususkan bagi pegiat pemberdayaan dan advokasi tani di wilayah atau daerah ini diikuti sejumlah 40 peserta.
Disebutkan, tujuan pelatihan untuk memberikan pemberdayaan kepada masyarakat dalam bidang garap (tani) dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang keadilan sosial, akses keadilan.
Termasuk cara pemenuhan hak-hak serta bantuan hukum, serta mewujudkan kelompok masyarakat yang berkompeten dan berintegritas dalam memperjuangkan HAM dan demokrasi, secara mandiri, dengan membangun ekosistem advokasi.
Rektor UNIMMA, Dr. Lilik Andriyani, SE., M.Si menyampaikan harapannya agar pelatihan SEKAM dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap haknya.
“Kepada SEKAM, selamat datang di UNIMMA. Semoga pelatihan ini berjalan dengan lancar. Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-haknya dan memperoleh kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, politik, dan ekonomi,” tuturnya.
Sementara itu Ketua MPM PP Muhammadiyah, , Dr. M. Nurul Yamin, M.SI dalam sambutan sekaligus membuka acara mengatakan bahwa aktor pangan yang sesungguhnya adalah petani.
“Dalam dua hari ke depan, derap pemberdayaan masyarakat untuk membersamai dan menemani, baik yang tergabung dalam jamaah tani Muhammadiyah maupun petani Indonesia secara keseluruhan yang dilakukan oleh Muhammadiyah,” katanya.
Yang dilakukan Muhammadiyah tersebut, lanjutnya, khusus melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan bermitra dan bersinergi dengan amal usaha di persyarikatan Muhammadiyah.
“Sampai hari ini Alhamdulillah terus berderap dan melangkah karena memang kompleksitas persoalan di bidang pertanian. Kalau bicara tentang pertanian berarti bicara tentang pangan, dan itu sangat multi aspek dan memiliki dimensi sangat luas yaitu dimensi agama, ekonomi, sosial, budaya, politik. Kompleksnya dimensi pangan, di situ lahan dakwah persyarikatan yang sangat terbuka luas,” tuturnya.
Tujuh materi tersaji di pelatihan ini untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan advokasi peserta. Materi disampaikan oleh MPM PP Muhammadiyah, Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah.
Lalu ada Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah, Bidang Advokasi Kebijakan Publik MPM PP Muhammadiyah, Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik PP Muhammadiyah, dan Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Selanjutnya seluruh peserta diajak outbond di hari kedua. (unimma/siedoo)