Siedoo.com - DITUTUP. Nampak bagian kepala sapi ditutup pakai lembaran hitam saat pelatihan Juleha. (foto: istimewa)
Daerah

Sebelum Disembelih! Hewan Kurban Perlu Ditutup Kepalanya, Kedepankan Perikehewanan

MAGELANG, siedoo.com – Hewan kurban. Misalnya sapi. Sebelum disembelih saat Hari Raya Idul Adha atau hari Tasyrik, perlu ditutup kepalanya. Itu mengemuka dalam pelatihan penyembelihan hewan kurban di Magelang. Seperti apa?

———

Tak sekadar menutup pakai banner bekas yang dibentangkan. Atau plastik hitam. Itu nanti bisa tetap tembus. Pandangan sapinya pun masih bisa leluasa.

Dalam pelatihan yang digelar atas kerja sama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Magelang, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Magelang, dan DPD Juleha Kabupaten Magelang tersebut, nampak satu sapi sudah disediakan.

Kepala sapinya ditutup. Pakai lembaran hitam. Nyaris bagian muka kepala tak nampak sempurna. Hanya tanduk, hidung, dan mulut saja yang masih bisa dipandang.

Lembaran itu bahannya tidak mudah tembus. Sejenis seperti kain jok sepeda motor maupun mobil.

Di tepi kain itu, ada tali-talinya. Di bagian atas dan bawah.

Bagian atas ada dua jenis tali. Satu dikaitkan dengan dua tanduk. Satunya lagi diikatkan mengintari kepala bagian atas.

Bagian bawah ada satu jenis tali. Yang diikatkan mengintari kepala. Posisinya atas hidung.

Bahan talinya dari karet. Elastis. Rahang-rahangnya pun bisa leluasa digerakkan. Sehingga mudah untuk mengunyah makanan. Minum pun tinggal srutup.

“Tetap aman untuk bernafas. Mau makan dan minum juga bisa. Rahang-rahang masih bisa digerakkan,” kata Rahmad, dari DPD Juleha Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Juleha akronim dari Juru Sembelih Halal. Rahmad menjadi salah satu pemateri dalam Pelatihan Juleha “Penyembelihan Secara Syar’i”, Ahad 25 Juni 2023.

Pelatihan dibuka Wali Kota, dr Muhammad Aziz. Setelah itu materi Fikih Kurban, disampaikan Ketua Baznas, Ahmad Zaenudin. Kemudian materi penyembelihan.

Lokasinya mengambil dua tempat. Di Pendopo Pengabdian Kompleks Wali Kota Magelang dan di Taman Kyai Langgeng (TKL).

Baca Juga :  AHN Banjar Desak Pemerintah Tidak Membuka Seleksi CPNS Jalur Umum

Dua tempat itu dekat. Berhimpitan. Nempel. Di pendopo untuk pembukaan dan penyampaian Fikih Kurban. Di TKL untuk perobohan hewan kurban.

“Fungsi penutup kepalanya biar sapinya mudah dijinakkan. Tidak bergerak-gerak,” tambahnya.

Rahmad saat itu mengenakan rompi bertuliskan Juleha di bagian belakang. Celana panjang hitam. Bersepatu boot warna orange. Berkaos tangan. Berpeci.

Menyampaikan materinya pun dengan pengeras suara. Yang suaranya hanya menjangkau di wilayah pelatihan saja. Sound-nya bisa dicangking.

Rahmad menjadi orang penting dalam pelatihan tersebut. Ia menjelaskan secara detail persiapan sebelum perobohan hingga penyembelihan. Peserta pelatihannya takmir masjid di wilayah Magelang.

“Mulai malamnya sebelum sapi disembelih, kepala sapinya bisa ditutup. Kalau tidak berani, bisa minta bantuan petani atau pengantar sapi,” imbaunya.

Yang dihadirkan dalam kesempatan itu benar-benar sapi. Bukan kambing. Apalagi boneka. Sapinya perawakannya gemuk. Jenis limousin. Warnanya cokelat.

Sapinya didatangkan dari petani langsung. Mobil pembawanya masuk sekitar TKL. Setia menunggu hingga proses pelatihannya selesai.

Saat peserta menuju ke TKL dari pendopo, sapinya sudah sampai lebih dulu. Tali yang menjalar dari kepala sapi diikat dengan pohon besar. Dedaunannya rimbun.

Sesekali sapi itu menjadi perhatian pengunjung TKL yang sedang lewat. Bahkan anak-anak pun ada yang mendekat untuk menyaksikannya. Seolah ikut gabung mengikuti pelatihan.

Saat Rahmad memberikan pengantar materi, sesekali sapi itu bergerak cukup kencang. Jalan hampir memutar.

“Sapinya masih bergerak-gerak. Ini tandanya mata sapinya masih bisa melihat. Menutup kepalanya kurang rapat,” katanya.

Sambil memasukkan mic di bagian tengah rompinya, Rahmad mendekati kepala sapi. Dikencangkan talinya. Sampai benar-benar tidak ada cahaya yang masuk sampai ke dua mata sapi.

“Nah kalau sapinya sudah diam begini, tidak akan gerak-gerak. Seumpama ada anak-anak yang lihat pun, anak-anak lari di sekitarnya, sapinya pun tetep tenang,” tambanya usai mengencangkan tali.

Baca Juga :  Tanamkan Jiwa Peduli Sosial, Sekolah Gandeng LazisMu

Rahmad beberapa waktu belakangan ini memberikan pelatihan cara merobohkan sapi di berbagai daerah, seperti di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

“Dengan ditutup kepala begini, sapinya tidak akan stres. Mudah diluluhkan.”

Jika tidak ada penutup kepala, sapi bisa merasa takut atau stres. Apalagi bisa melihat sapi lainnya yang disembelih. Digoreskan pisau tajam. Mencucurkan darah merah.

“Kalau ditutup begini kepalanya, bapak-bapak mengasah pisau di depan sapi pun tak masalah.”

“Yang tak kalah penting, bila sapinya lepas, larinya pun tidak akan jauh.”

Dengan adanya penutup kepala tersebut, setidaknya ini adalah satu satu bentuk perikehewanan.

Sebelum pada proses perobohan, sesekali Rahmad mengelus sapi. Baik di pundak maupun di kepala sapi.

Orangnya tenang, sapinya pun tenang. Hendak menyembilih sapi pun butuh ketenangan. Lingkungan sekitarnya pun juga mestinya tenang.

“Kita harus tenang. Kalau sapinya emosi. Jangan sampai kita juga ikut emosi. Lawan emosi. Tetap tenang,” pesannya kepada peserta.

Dalam perobohan saat itu, metode yang digunakan adalah Al Barkah. Bagian-bagian yang diikat tali: kepala, satu kaki, bagian bawah perut.

“Jika sudah roboh, kepalanya langsung dipegang kuat. Lalu ditempelkan ke tanah. Harus ditahan dengan kuat.”

“Kalau kepalanya tidak bisa bergerak, bagian tubuhnya pun tidak akan bisa bergerak leluasa. Sehingga tidak akan bisa berdiri. Kuncinya ada di kepala.”

Saat itu, penyembelihan yang dilakukan hanya simulasi. Seolah pisau. Terbuat dari kayu. Bagian leher yang disembelih, empat jari ke bawah dari rahang.

Dari berbagai manfaat penutup kepala tersebut, menarik perhatian dari peserta. Salah satunya Miftah Khusurur. Ia tergesa ke pengurus DPD Juleha yang saat itu hadir.

Ia bersemangat untuk membeli. Untuk kemudian bisa dibawa ke daerahnya. Yang  akan digunakan sebagai penutup sapi pada Kamis 29 Juni 2023.

Baca Juga :  Raih Prestasi FLS2N, SMK YP 17 Bangunkan Jiwa Intuitif Siswa

Yang dibutuhkan jumlahnya empat. Tapi putus harapan.

“Mau beli penutup kepala sapi mas,” seru Miftah.

“Maaf. Kalau sekarang sudah habis pak. Bisa pesan untuk tahun depan,” jawab Muhamad Saeful Arifudin dari DPD Juleha Kabupaten Magelang. (siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?