DOKTOR. Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dhuta Sukmarani, S.Si., M.Si, resmi menyandang gelar Doktor. (foto: unimma)
Siedoo.com - DOKTOR. Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dhuta Sukmarani, S.Si., M.Si, resmi menyandang gelar Doktor. (foto: unimma)
Tokoh

Dosen UNIMMA Dhuta Raih Gelar Doktor, Habiskan Waktu 4 Tahun 6 Bulan Selesaikan Studi

Siedoo, Dosen bergelar doktor di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) bertambah kembali. Dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dhuta Sukmarani, S.Si., M.Si, resmi menyandang gelar Doktor di bidang Ilmu Biologi, Ekofisiologi Tumbuhan.

Hal itu diraih setelah melalui sidang ujian tertutup disertasi pada Selasa (28/3). Dhuta memaparkan disertasi dengan judul “Variasi Ceriops Tagal (Perr.) C.B. Rob. pada Berbagai Kondisi Ekologi Mangrove: Tinjauan Fisiologi, Morfo-Anatomi, dan Molekuler”.

Sebagai promotornya Dr. Elly Proklamasiningsih, M.P., Prof. Dr. Agus Hery Susanto, M.S dan Dr.Rer.Nat. Erwin Riyanto Ardli, M.Sc. Dijelaskan, bahwa ceriops tagal dapat difungsikan secara berkelanjutan karena memiliki banyak manfaat.

“Ceriops tagal memiliki banyak manfaat, dari segi fisik sebagai pelindung garis pantai dari abrasi, sedimentasi, dan pemecah gelombang, fungsi ekologi sebagai habitat bagi biota mangrove, terutama moluska dan krustasea, juga berasosiasi dengan makrobentos infauna dan epifauna,” ujarnya.

Selain itu juga mempunyai manfaat dalam mitigasi bencana akibat perubahan iklim karena mampu menyimpan unsur karbon (C) dari senyawa CO2 yang berpotensi menjadi penyebab pemanasan global.

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan di empat lokasi. Yaitu, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Taman Nasional Karimunjawa, Taman Nasional Baluran, dan Segara Anakan Cilacap.

Dhuta menambahkan, kerja laboratorium selama penelitian dilakukan di beberapa tempat berbeda. Diantaranya, pengukuran jenis dan tekstur tanah dilakukan di Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) Pati. Lalu pengukuran parameter fisiologi di Laboratorium Fisiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Kemudian analisis morfologi anatomi dilakukan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan analisis molekuler dilakukan di Laboratorium Genetika Tumbuhan Pusat Penelitian Biologi LIPI Cibinong. Sedangkan sekuensing di Firstbase Singapura.

Baca Juga :  Peran Farkhan di Tanah Bencana

Dalam capaian prestasi tersebut, Dhuta menuturkan telah menghabiskan waktu selama 4 tahun 6 bulan untuk menyelesaikan studi. (unimma)

Apa Tanggapan Anda ?