KESENIAN. Peringatan Cap Go Meh di Kota Magelang melibatkan 20 kelompok kesenian tradisional. (foto: prokompim)
Siedoo.com - KESENIAN. Peringatan Cap Go Meh di Kota Magelang melibatkan 20 kelompok kesenian tradisional. (foto: prokompim)
Daerah

Seru! 20 Kelompok Kesenian Tradisional Warnai Cap Go Meh di Kota Magelang, Wali Kota: tak hanya Sekadar Barongsai

MAGELANG, siedoo.com – Peringatan Cap Go Meh diadakan oleh umat Kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang dengan melibatkan sekitar 20 kelompok kesenian tradisional, Ahad (5/2/2023). Kirab dimulai dari depan Kelenteng menuju Jalan Pemuda (Pecinan) hingga kawasan Shopping Center.

Cap Go Meh merupakan akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa atau 2 minggu setelah Tahun Baru Imlek.

Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz sangat mengapresiasi kirab Cap Go Meh tahun ini karena melibatkan beragam kesenian tradisional khususnya Jawa, meskipun diadakan oleh warga keturuan Tionghoa. Ditambah penampilan drumband dari Akademi Militer (Akmil) Magelang.

“Tidak hanya sekadar barongsai yang ditampilkan, tetapi budaya lokal bisa ditampilkan. Mudah-mudahan ke depan akan menampilkan seperti itu, sehingga masyarakat bisa terhibur,” imbuhnya.

Dikatakan bahwa Cap Go Meh merupakan wujud toleransi masyarakat yang harus dipertahankan.

“Warga Magelang harus belajar banyak tentang toleransi dan kita harus pertahankan bahwa Kota Magelang ini menjadi rumah bersama yaitu toleransi,” kata Dokter Aziz.

Dokter Aziz melanjutkan, toleransi mengajarkan akan kesetaraan antar-manusia. Di hadapan Tuhan manusia yang paling mulia adalah yang banyak menebar kebaikan.

“Kita ini sejajar tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada yang lebih rendah, tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas, sama semua. Di hadapan Tuhan yang paling mulia adalah yang banyak kebaikan,” tandas Dokter Aziz.

Turut hadir Wakil Wali Kota Magelang, Gubernur Akmil, Kapolres Magelang Kota, Dandim 0705/Magelang, Sekda Kota Magelang, dan tokoh lintas agama.

Penasihat TITD Liong Hok Bio David Herman Jaya mengatakan kegiatan ini melibatkan kesenian tradisional sebagai wujud kebersamaan. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang diadakan sekitar sepekan setelah Tahun Baru Imlek.

Baca Juga :  Mengenal Petir dan Manfaatnya Bagi Kehidupan di Bumi

“Kegiatan ini sudah berjalan tiap tahun, merupakan kebersamaan budaya, Bhinneka Tunggal Ika, kita harus bersama dengan budaya lokal,” ujar David.

Setelah kirab, ada pembagian sekitar 3.000 lontong Cap Go Meh kepada masyarakat secara gratis. Lontong Cap Go Meh adalah budaya Tionghoa yang ada di Indonesia. (prokompim/kotamgl/siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?