Siedoo, ANAK berbakti kepada orang tuanya tidak harus menunggu direntang usai dewasa. Saat masih anak-anak pun tak menjadi soal. Setidaknya ini yang ditunjukkan Al Rayyan Dziki Nugraha, siswa kelas III SDN Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Rasa berbaktinya, bisa tergolong langka. Ia tidak sekedar sendiko dawuh atau siap menerima perintah maupun menuruti perkataan orang tua.
Lebih dari sekedar itu, seorang diri Rayyan harus menunggui ibunya, Ani Supriyati, yang dirawat di RSUD Tidar Kota Magelang, belakangan ini. Ani divonis gagal ginjal.
Bila ibunya hendak buang hajat, bocah berusia 10 tahun itu yang mengantarnya, menuntunnya ke toilet. Rayyan juga tak canggung untuk menyuapi, mengganti pakaian ataupun membantu duduk. Tak ada rasa malu, tak ada rasa ragu yang tersirat di wajahnya.
Ibunya dirawat di kelas III, bangsal Gladiol No 14, tidak ada fasilitas lengkap yang didapat Rayyan saat menunggu. Tidak seperti di ruang VIP, yang penunggunya dapat fasilitas lebih, bisa menonton televisi, kamar mandi dalam, ataupun tidur di sofa. Sedangkan Rayyan dalam kesunyian, tidur tanpa alas, kadang bersandar pada tembok ataupun tiang.
“Saya sayang sekali sama ibu. Saya tidak mau berpisah,” aku Rayyan sebagaimana ditulis Kompas.
Bocah dengan wajah lugu itu merawat sendirian, tidak ada keluarga yang menemani. Ayahnya tidak tahu pergi kemana dan sekarang ada di mana. Sanak saudaranya masih disibukkan dengan keluarganya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Semuanya sibuk, jadi memang saya, anaknya ibu satu-satunya yang harus menjaga ibu,” katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Keperawatan RSUD Tidar Nasrodin mengaku banyak perawat yang menaruh iba kepadanya. Tidak jarang ada yang ikut membantunya meski sekedar memberi makanan, alat sekolah, dan alas tidur.
“Secara medis, kami berikan pelayanan sebaik-baiknya, kami juga membantu semampu kami. Kami sudah anggap dia anak dan adik sendiri. Bahkan kami minta Rayyan tetap sekolah,” ujar Nasrodin.
Hidup Nomaden
Ibunya Rayyan berobat di rumah sakit dibiayai oleh BPJS Kesehatan. Ani ikut kepesertaan BPJS secara mandiri kelas III.
Meski merasa bersedih terhadap Rayyan karena masih kecil mengurus dirinya, tetapi ia juga bersyukur memiliki anak yang mengerti pada orang tuanya.
“Anak ini telaten merawat saya,” akunya.
Saat dalam kondisi sehat, Ani tiap hari berjualan kue dan makanan kecil. Hidupnya nomaden, berpindah-pindah dari kos ke kos. Ia berasal dari Dusun Gedongan, Desa Blondo, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Sementara ini tinggal di kos, Jalan Melati, Mertoyudan.
“Saya tinggal pindah-pindah,” akunya.
Rayyan Siswa Aktif
Karena Rayyan harus menunggu ibunya yang sakit, pihak sekolah bisa memaklumi, memberi izin untuk tidak masuk sekolah. Tetapi belakangan ini, sudah ada yang menunggu secara bergantian dari kerabat dan juga tetangga, termasuk dari gurunya.
“Setahu kami kerabatnya juga turut menunggui,” kata Kepala SDN 3 Mertoyudan, Sumarman, yang juga sempat menjenguk dan menunggui ibunya Rayyan sebagaimana diberitakan Magelang Ekspres.
Dikatakan, saat ini Al Rayyan sudah bisa pulang dan sekolah. Untuk biaya sekolah, diharapkan keluarganya tidak memikirkan sebab sudah ada yang menanggung.
“Sekolah yang pikirkan. Sehingga, hal itu tidak menjadi beban pikiran ibunya. Kami juga sudah berkoordinasi dengan komite sekolah dan Dinas Pendidikan,” akunya.
Diakuinya Rayyan merupakan siswa yang aktif, meskipun saat ini belum bisa fokus belajar karena keadaan tersebut.
Bantuan Mengalir
Camat Mertoyudan Wisnu Harjanto mengaku akan membentuk Tim Reaksi Tanggap serta membentuk Tim Desa yang mengurusi Rayyan. Termasuk membuat proposal untuk bantuan modal ibunya untuk usaha.
Dikatakan, Rayyan juga dibuatkan rekening tabungan. Sebab, setelah nama Rayyan viral di dunia maya, banyak warga yang menaruh rasa iba dan ingin membantunya.
“Saat ini bantuan yang telah masuk ke rekening Rayyan Rp 45 juta,” kata camat sebagaimana ditulis di Suara Merdeka.
Punya Bapak Asuh Polisi
Sejak berusia tujuh bulan, Rayyan sudah ditinggal ayahnya. Entah apa sebab, sang ayah meninggalkan Rayyan dan Ani.
Meski sejak itu tidak merasakan belaian dari seorang ayah, tetapi kini Rayyan ada yang mengasuhnya. Dia adalah Aipda Donny Sugiarto, anggota Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Polsek Mertoyudan. Donny rela menjadi ayah asuhnya.
Rayyan kini tinggal bersama Donny di rumahnya Dusun Ngleses, Desa Candimulyo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Donny dengan senang hati mengantar Rayyan sekolah, mengasuh, hingga mengajak jalan-jalan, termasuk ke mall.
“Sementara saya menjadi orangtua asuh Rayyan, sambil menunggu perkembangan situasi selanjutnya, sampai ibunya sembuh seperti sedia kala. Insyaallah selama menjadi anak asuh saya, Rayyan akan saya bimbing, belajar ngaji, belajar agama,” terang Donny sebagaimana ditulis Detik.
Setelah peristiwa ini mencuat, kabar tentang anak kecil hebat ini menjadi viral. Bahkan, beberapa stasiun televisi nasional juga mengundang Donny dan Rayyan. Kisah inspiratifnya diharapkan bisa menular ke anak-anak yang lain.