Siedoo, DI Indonesia saat ini terdapat sekitar 190.000 pendidikan anak usia dini (PAUD) dan 600.000 guru. Untuk anak didiknya mencapai 6.000.000 siswa.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar atau sarana pendukungnya, bukan berarti berjalan mulus. Tetapi ada kendala-kendala.
Menurut Dirjen PAUD Dikmas Kemendikbud Harris Iskandar sebagaimana ditulis Pikiran Rakyat ada tujuh persoalan dalam pelaksanaan PAUD di daerah perbatasan. Yaitu:
1. Masih rendahnya angka partisipasi anak usia dini. Terutama usia 3-4 tahun yang memperoleh layanan PAUD di berbagai lembaga PAUD.
2. Terbatasnya sarana, prasarana, dan fasilitas yang tersedia di lembaga layanan PAUD. Serta, pada umumnya belum sesuai standar yang ditetapkan.
3. Masih terbatasnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang pada umumnya belum memperoleh perlindungan, kesejahteraan, dan penghargaan yang memadai.
4. Belum semua desa di daerah perbatasan memiliki lembaga layanan PAUD.
5. Terbatasnya dukungan dana (APBN, APBD, dan partisipasi masyarakat) untuk mendukung perluasan layanan PAUD di daerah perbatasan.
6. Masih terbatasnya sosialisasi pentingnya layanan PAUD berkualitas kepada masyarakat dan pemangku kepentingan.
7. Persoalan kemiskinan yang dihadapi masyarakat di wilayah perbatasan.
Tahun ini pemerintah telah menyiapkan dana alokasi khusus bantuan operasional PAUD (DAK BOP PAUD) sebesar Rp 4,070 triliun. Anggaran itu meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp 3,58 triliun.
Dalam peningkatan kualitas dan kuantitas PAUD, Kemendikbud telah masuk dalam Program Prioritas Pendidikan Nasional. Sesuai dengan arahan presiden, pemerintah memberikan Bantuan Operasional Pendidikan Anak Usia Dini sebesar Rp 600.000 per anak. Tahun 2018, anggaran DAK PAUD menjadi Rp 4 triliun.