Siedoo.com - Dokter Aziz ajak "Orang Magelang Cinta Wisata Kota Magelang". | Dok Pemkot Magelang
Daerah

Siswa PAUD, TK, SD, SMP Ayo Berwisata ke Magelang

KOTA MAGELANG – Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah terus berupaya untuk mengembangkan potensi wisata di daerahnya. Setelah pariwisata dibuka kembali, para pelaku pendidikan didorong untuk ikut meramaikan pariwisata. Diantaranya para siswa untuk mengunjungi tempat – tempat pariwisata bersama dengan stakeholder yang lain.

“Kalau tempat wisata kita sudah buka, ajak anak-anak kita berwisata, tapi ingat tetap bertahap dan prokes (protokol kesehatan) ketat agar kasus Covid-19 tidak melonjak lagi, bahkan lebih baik lagi kalau ada fasilitas vaksin,” kata Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz.

Ia mengajak masyarakat untuk mencintai dan berwisata ke obyek wisata lokal Kota Magelang. Menurutnya, gerakan “Orang Magelang Cinta Wisata Kota Magelang” ini harus digalakkan karena banyak obyek wisata di kota ini yang layak dikunjungi. Mulai wisata alam, sejarah hingga edukasi.

“Dari anak-anak PAUD, TK, SD sampai SMP, ayo kita ajak mereka untuk berwisata di Kota Magelang. Silakan pakai kendaraan (bus) Pemkot Magelang untuk berwisata, monggo,” kata Dokter Aziz.

Ia menyampaikan itu saat menjadi narasumber Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata yang diselenggarakan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Magelang di Hotel Atria Magelang. Dokter Aziz mengakui saat ini obyek wisata di wilayahnya memang belum buka karena masih diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.

Obyek wisata andalan, Taman Kyai Langgeng (TKL) dan Kebun Raya Gunung Tidar, dan masih simulasi untuk kunjungan wisatawan. Ia menjelaskan, gerakan ini harus diimbangi dengan kesiapan para pelaku wisata yang ada di Kota Magelang.

Mereka harus memiliki inovasi dan kreatif menciptakan daya tarik tersendiri sehingga layak untuk dikunjungi. Wisata yang hidup berefek pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, dan peluang invetasi.

Baca Juga :  Tanamkan Cinta Budaya Bangsa Lewat Lomba Bercerita

Pengelolaan wisata, lanjut Dokter Aziz, harus komprehensif tidak sekadar menawarkan tempat atau wahana saja. Tapi juga termasuk kuliner, pengemasan produk-produk yang dijual, kebersihan dan sebagainya.

“Dari pelatihan ini panjenengan harus dapat bergerak, bagaimana mengembangkan usaha dan berinovasi. Jangan sia-siakan kesempatan ini, tanya sebanyak-banyaknya dengan narasumber,” beber Dokter Aziz.

Pelatihan ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi peserta bahwa potensi yang ada di Kota Magelang juga dapat dibentuk menjadi desa wisata. Adapun peserta pelatihan yang diadakan selama 3 hari sejak 21-23 September 2021 itu antara lain perwakilan dari Kecamatan, Kelurahan, potensi desa wisata masing-masing kelurahan dan pengelola Tourism Information Center Kota Magelang.

“Tujuan kita setelah pelatihan ini membangkitkan, membangun, mengembangkan potensi di kelurahan masing-masing secara terintegrasi untuk dijadikan destinasi wisata,” kata Kepala Disporapar Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih.

Ia menjelaskan, pelatihan pengelolaan desa wisata bertujuan menumbuhkan pemahaman masyarakat akan arti pentingnya pariwisata dengan mendorong terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang nantinya akan menjadi embrio terbentukna desa wisata. Wulan sepakat dengan gerakan wisata sejak dini yang disampaikan Dokter Aziz. Namun karena masih PPKM, maka sementara diambil beberapa sampel anak atau siswa untuk diajak berwisata ke destinasi yang ada di Kota Magelang.

“Karena masih PPKM, jadi sementara kita ambil sampel misalnya dari ajak beberapa siswa dari satu sekolah dasar, kita ajak ke Kampung Tidar misalnya, melihat proses produksi tahu dan lainnya. Tapi wajib prokes karena kita tidak ingin gerakan ini jadi klaster penyebaran Covid-19,” tegas Wulan.

Gerakan “Orang Magelang Cinta Wisata Kota Magelang” ini memang patut digaungkan. Selain itu, pihaknya ingin wisata yang maju di Kota Magelang tidak menghilangkan adat dan perilaku yang baik warga Kota Magelang.

Baca Juga :  Kota Magelang Masuk 33 Besar dalam Kearsipan, Raih Penghargaan

“Wisata jangan mempengaruhi perilaku hidup warga. Wisata bisa berkembang, tapi etika, budaya, sopan santun warga Kota Magelang ditumbuhkan. Kalau ada wisatawan ya disambut dengan senyum, ramah, rapi, bersih, menjunjung tinggi budaya Jawa,” tandasnya. (prokompim/kotamgl) (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?