Siedoo, Akademisi dari Departemen Teknik Biomedik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur mengembangkan Kursi Roda Elektrik Kendali Joystick dengan meja portable. Karya ini merupakan bentuk kepedulian akademisi yang ditujukan kepada para disabilitas. Saat ini, penggunaan kursi roda manual masih dianggap kurang efektif bagi para penyandang disabilitas.
Kursi roda ini juga dilengkapi dengan sabuk pengaman, sehingga berpotensi mengurangi pengguna terperosok ke depan. Berbeda dengan kursi roda pada umumnya, alat ini dapat dilipat sehingga memudahkannya untuk dibawa berpindah tempat.
Penelitian ini, dilatarbelakangi oleh mayoritas siswa SLB YPAC yang dalam aktivitasnya masih memanfaatkan kursi roda konvensional. Terlebih, setiap siswa memerlukan pendampingan guru secara khusus untuk bergerak dan berpindah.
“Padahal, jumlah sumber daya guru di sana (SLB YPAC, red) lebih sedikit dibandingkan jumlah siswanya,” kata Eko Agus Suprayitno SSi MT, anggota dosen yang terlibat dalam tim ini.
Kursi roda yang dibuat pada dasarnya merupakan kursi roda manual yang telah dimodifikasi dengan menambahkan perangkat motor. Sehingga menjadi kursi roda elektrik. Menariknya, alat ini dapat digerakkan maju, mundur, maupun belok ke samping dengan menggunakan joystick.
“Agar lebih praktis, kami menggunakan baterai sebagai sumber daya listriknya, sehingga dapat di-charge ulang,” papar Eko.
Selain itu, kursi roda elektrik ini juga dilengkapi dengan meja portable yang berfungsi untuk memaksimalkan kebutuhan pengguna dalam mobilitas.
“Fitur meja portable ini sedang kami garap dan masih dalam tahap penyelesaian,” bebernya.
Yang terpenting, alat ini juga dilengkapi manual book untuk memandu pengguna dalam pengoperasian dan perawatannya. Di sisi lain, penelitian mengenai kursi roda listrik merupakan salah satu contoh teknologi asistif yang cukup berkembang di Departemen Teknik Biomedik.
“Dengan adanya permasalahan ini, diseminasi hasil penelitian menjadi lebih berguna bagi masyarakat yang membutuhkan,” urainya.
Selain karena lokasi yang dekat dengan ITS, pemilihan SLB YPAC Surabaya sebagai sasaran penelitian karena mayoritas dosen dan mahasiswa yang terlibat berada di wilayah Surabaya. Hal ini membuat mobilisasi tim menjadi lebih mudah. Terlebih di masa pandemi yang mengharuskan semua mengurangi risiko penyebaran Covid-19.
Terdiri dari enam dosen dan 10 mahasiswa Departemen Teknik Biomedik, tim yang juga tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas ITS) ini telah menjalankan kegiatan penelitian sejak Juni dan akan berakhir pada September. Sebelumnya, kursi roda elektrik ini yang sudah rampung di tahun 2020 telah digunakan untuk pelatihan dan sosialisasi kepada guru dan siswa SLB YPAC Surabaya Agustus lalu.
“Usai sosialisasi bulan lalu, kami melihat antuasiasme siswa dan guru di sana sangat tinggi dalam menyambut kursi roda elektrik ini,” ujar lelaki yang mendapat gelar magisternya di Teknik Elektro ITS tersebut. (*)