SURABAYA – Menteri Sosial (Mensos) RI Dr (HC) Ir Tri Rismaharini MT menyatakan bahwa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur akan berkolaborasi dengan Universitas Cendrawasih (Uncen) Papua. Risma mengatakan, masyarakat Papua sudah mahir membuat kapal. Sehingga kolaborasi dua universitas tersebut akan menghasilkan kapal yang handal dan bisa menjadi andalan transportasi masyarakat Papua.
“Nantinya Uncen akan menyiapkan sumber daya, baik bahan maupun tenaga. Sementara ITS akan menyiapkan tenaga ahli perkapalan untuk bertukar pikiran dalam penyiapan kapal untuk masyarakat,” katanya.
Ia menyampaikan itu saat diskusi bersama civitas akademika di Gedung Rektorat ITS. Rencana Kementerian Sosial (Kemensos) tidak hanya akan menyiapkan angkutan air, tapi juga darat berupa sepeda motor listrik yang sudah dibuat oleh ITS yakni GESITS.
Bahkan nantinya tidak hanya sepeda motor, ITS juga akan membuatkan stasiun pengisian bahan bakar dengan menggunakan teknologi solar cell. Mensos berharap bahwa hasil kolaborasi tersebut bisa dituntaskan dalam waktu singkat, sehingga di tanggal 17 Agustus nanti bisa segera di-launching.
Nantinya program kerja di antara Kemensos, ITS dan Uncen tidak berhenti pada pembuatan kapal saja. Namun juga akan disertai pelatihan bagi masyarakat agar mereka juga makin mahir membuat kapal untuk angkutan sungai.
“Saya percaya ITS bisa melakukan inovasi ini dengan cepat, saya ingin hasil karya bersama ini dipamerkan secara resmi di Hari Kemerdekaan RI mendatang,” urainya.
Menurut dia, diskusi itu tidak lepas dari kondisi bahwa belum meratanya pembangunan, transportasi, hingga kemakmuran masyarakat di Indonesia. Khususnya wilayah timur seperti Papua menjadi persoalan tersendiri yang patut dicermati.
Ia mengungkapkan bahwa keadaan pembangunan hingga transportasi di wilayah Papua, khususnya di wilayah pegunungan sangat kurang memuaskan. Banyak masyarakat yang mengeluhkan kesulitan untuk menjalankan pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
“Dari sana ada banyak hal yang harus diperbaiki dan dikaji ulang untuk menanggulanginya,” jelasnya.
Hingga akhirnya, masyarakat Papua menyampaikan keinginannya agar ada bantuan alat transportasi sungai dan darat yang selama ini menjadi jalur lalu lintas sebagian besar masyarakat setempat. Diketahui, jika melalui jalur darat, masyarakat akan menempuh waktu perjalanan hingga tiga hari dan hal ini menjadi perhatian khusus pemerintah.
Menurut menteri yang akrab disapa Risma ini, ITS sebagai kampus yang berbasis teknologi dipercaya pasti bisa menanggulangi permasalahan tersebut. Sebab berdasarkan pengalaman yang ada, ITS merupakan kampus yang sudah seringkali menyumbang inovasi teknologi industri dan perteknikan, khususnya di bidang maritim.
“Saya sangat mempercayai ITS dalam menyusun rencana pembangunan di bidang maritim, terlebih yang ditargetkan adalah kapal tanpa awak,” tandasnya yakin.
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor IV Bidang Inovasi, Kerjasama dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menyambut baik keinginan Mensos tersebut. Ia menyampaikan bahwa ITS bersama Uncen siap untuk bekerja sama dalam pembuatan kapal dan pengadaan motor GESITS.
Bambang menambahkan bahwa nantinya kapal yang dirancang tersebut lebih dioptimalkan untuk angkutan barang. Sehingga distribusi barang ke masyarakat bisa lebih cepat dan efisien. Berkaitan dengan GESITS, ITS juga siap untuk menyiapkan sepeda motor listrik yang sudah dimodifikasi untuk transportasi darat yang medannya memang berat.
“Dari permulaan ini, ITS sudah siap berkomitmen dan insya Allah bisa seperti yang diinginkan Bu Mensos, di mana kapal bisa tuntas pada tanggal 17 Agustus mendatang,” kata dia. (Siedoo)